ZONA PRIANGAN – Hampir 25 tahun, spesies terumbu karang langka telah diketahui mengandung bahan kimia anti-kanker yang sangat menjanjikan.
Dan kini penelitian terbaru telah menemukan bahwa spesies karang lainnya pun bisa menghasilkan bahan kimia yang sama dalam jumlah melimpah.
Senyawa tersebut dinamai eleutherobin dan telah diisolasi dari spesies karang langka di lepas pantai Australia pada 1990-an, seperti dilansir laman Indiatimes.com.
Baca Juga: Perahu Penuh Penumpang Menabrak Karang, Empat Orang Tewas, Faktor Cuaca Hambat Evakuasi
Hasil analisis mengungkapkan potensi ekstremnya, anti-kanker cytotoxic tinggi. Namun, pada saat itu, mereka tidak tahu di mana menemukannya dalam jumlah yang memadai, untuk diperbanyak.
Baru-baru ini, berkat teknologi DNA yang maju, memungkinkan mempelajari kode genetik terumbu karang untuk melihat jika memiliki instruksi-instruksi untuk membentuk senyawa tersebut.
Para peneliti menerapkan perangkat DNA kepada spesies karang lainnya untuk mencari instruksi-instruksi genetiknya untuk menciptakan senyawa-senyawa yang mirip eleutherobin.
Baca Juga: Batu Karang Pantai Menganti Masih Angker, Dua Orang Tewas Tersapu Ombak Besar
Untuk itu mereka menumbuhkan bakteri di laboratorium dan memprogram untuk mengikuti instruksi-instruksi, di mana mereka melihat mikroorganisme ini melakukan proses untuk menciptakan prekursor eleutherobin.
Para peneliti bisa membuktikan bahwa karang-karang halus yang mana instruksi genetik bersumber merupakan penghasil senyawa anti-kanker tersebut.
Mencipta ulang di laboratorium dengan memasangkan kode DNA makhluk ini, memungkinkan menciptakan senyawa tersebut untuk kebutuhan riset dan pengembangan obat lebih jauh.
Baca Juga: Wilayah Indonesia Terancam, Cina Bangun Terumbu Karang Jadi Pangkalan Milter Dekat Pulau Natuna
Eric Schmidt, yang memimpin studi tersebut mengatakan dalam sebuah pernyataan, “Ini pertama kalinya kita telah mampu melakukan ini dengan obat terkemuka di Bumi.”
Eleutherobin sesungguhnya digunakan oleh terumbu karang untuk menangkal para predator dan akan dikembangkan untuk bisa dimakan.
Ini berarti senyawa-senyawa ini berdasarkan pada bahan kimia yang seharusnya juga mudah dicerna dan bisa dikonsumsi dalam bentuk pil.
Baca Juga: Pemuda Karang Taruna Jadi Korban Pengeroyokan Salah Sasaran
Schmidt menambahkan, “Senyawa ini sulit ditemukan tetapi mudah untuk dibuat di laboratorium dan mudah untuk dijadikan sebagai obat.”
“Harapan saya adalah suatu hari bisa diresepkan oleh dokter,” tambahnya.***