Desainer Prancis Membuat Tas yang Terbuat dari 99 Persen Udara Menggunakan Aerogel Silika NASA

8 Maret 2024, 19:42 WIB
Tas ini terlihat seperti dibuat dari awan.* /Coperni

ZONA PRIANGAN – Jika membayar untuk sesuatu yang 99 persen udara kedengarannya bukan kesepakatan yang baik, tapi ini adalah tas yang tak sembarang orang memilikinya.

Perancang Prancis Coperni telah membuat sebuah tas berbahan nano aerogel silika buatan NASA.

Bahan abad antariksa ini telah digunakan untuk menangkap debu antariksa dan menyekat penjelajah Mars, tetapi kini digunakan untuk fesyen kelas tinggi.

Baca Juga: Penjelajah Perseverance NASA Menemukan Batu Berbentuk Donat di Planet Mars

Dibuat dari salah satu material paling ringan dalam sains, keseluruhan tas ini bobotnya hanya 33 gram, sama dengan enam lembar lebih kertas ukuran A4.

Tetapi meskipun kelihatannya sedikit lembut, Coperni menegaskan bahwa benda ini masih bisa untuk mengantongi sebuah ponsel iPhone.

Dalam sebuah postingan di Instagram, Coperni memperlihatkan tas luar biasa ini, yang dijuluki dengan Air Swipe Bag atau Kantung Jinjing Udara.

Baca Juga: Ilmuwan Yakin Sampel Batu Mars Mengandung Bahan Organik, NASA Teliti Kawah Skinner Ridge dan Wildcat Ridge

Dalam postingan yang dilansir Mail Online, terlihat tas ini tembus pandang dan berkabut, dengan tali putihnya bergerak di dalam bahan ini seperti asap yang terperangkap.

Meskipun, bahan ini terlihat seperti awan, para perancangnya menjanjikan bahwa tas ini masih bisa untuk membawa sesuatu. Coperni menulis: “Tas ini bisa untuk menyimpan sebuah iPhone”.

Dengan bobot iPhone 15 Max 221 gram, ini berarti tas bisa membawa lebih dari enam kali bobotnya sendiri.

Baca Juga: 11 Kedai Ramen Enak di Kabupaten Klaten, dari Topten Ramen hingga Ichi Ramen dengan Kelezatan Paten

Dikembangkan oleh Profesor Ioannis Michaloudis dari Universitas Siprus Amerika, tas ini dibuat menggunakan aerogel silika bahan nano.

Dalam postingan tersebut, Coperni menulis: “Tas Jinjing Udara dibuat dari 99% udara dan 1% gelas, gelas masa depan.”

Aerogel memiliki banyak pori pada skala nano, seperti spons yang berisi lubang-lubang yang luar biasa kecil.

Baca Juga: Simpanse Peliharaan Mendadak Beringas, Berteriak Merobek Wajah dan Tangan Wanita dalam Serangan Biadab

Pori-pori tersebut menjebak udara, menciptakan bahan lembut tetapi tidak mudah pecah yang padat dan sangat ringan.

Aerogel awalnya dikembangkan oleh NASA pada 1930-an sebagai sebuah bentuk baru dari penyekatan untuk membantu wahana tahan terhadap kondisi antariksa.

Aerogel ini mampu mempertahankan struktur mirip gelnya bahkan setelah seluruh pelarutnya dihilangkan; menciptakan material yang lebih kuat dan lebih ringan daripada apapun.

Baca Juga: Rosie, Hiu Putih Besar Sepanjang 4 Meter yang Nasibnya Sangat Mengenaskan di Tempat yang Menyeramkan

Coperni menyebutnya “zat padat teringan di planet Bumi.”

Seperti Coperni tunjukan dalam postingannya, bahan yang dikembangkan NASA ini mampu bertahan pada suhu hingga 12.000 °C dan tekanan 4.000 kali bobotnya.

Air Swipe Bag ini dibuat sebagai bagian dari koleksi Musim Gugur/Dingin 2024.

Walaupun tas ini muncul dalam pameran koleksi “siap pakai” di Paris, Coperni belum mengumumkan apakah tas ini akan tersedia untuk masyarakat atau berapa harganya.***

 

Editor: Didih Hudaya ZP

Sumber: Mail Online

Tags

Terkini

Terpopuler