Network
ZONA PRIANGAN - Leukemia adalah kanker darah atau sumsum tulang. Penyakit ini lebih sering menyerang orang berusia di atas 55 tahun.
Namun leukemia bisa juga menimpa pada mereka yang berusia di bawah 15 tahun.
Pada tahun 2019, National Cancer Institute memperkirakan, leukemia telah menyebabkan 22.840 kematian.
Baca Juga: Ada 4 Manfaat dari Tradisi Merebus Susu, Nomor 3 Mampu Mencegah Kanker Usus Besar
Leukemia berkembang ketika DNA sel darah yang berkembang, terutama sel darah putih, mengalami kerusakan.
Hal ini menyebabkan sel darah tumbuh dan membelah secara tidak terkendali.
Sel darah yang sehat mati, dan sel-sel baru menggantikannya. Ini berkembang di sumsum tulang.
Baca Juga: Nyeri Sendi atau Rematik Bisa Dicegah Asal Rajin Mengonsumsi Buah Ini
Sel darah abnormal tidak mati pada titik alami dalam siklus hidupnya. Sebaliknya, mereka membangun dan menempati lebih banyak ruang.
Ketika sumsum tulang menghasilkan lebih banyak sel kanker, mereka mulai memenuhi darah.
Efeknya mencegah sel darah putih yang sehat tumbuh dan berfungsi secara normal.
Baca Juga: Terungkap, Jepang Jajah Indonesia Bukan Karena Rempah-rempah atau Emas tapi Incar Pohon Ini
Akhirnya, jumlah sel kanker melebihi jumlah sel sehat di dalam darah, demikian dikutip zonapriangan.com dari Medical News Today.
Ada berbagai faktor risiko leukemia. Ini yang perlu diperhatikan agar tidak terkena leukemia.
1. Radiasi pengion buatan
Terapi radiasi untuk kanker sebelumnya, bisa menimbulkan risiko kanker leukemia.
Baca Juga: Perusahaan Unik, Absensi Karyawan Berupa Salat Dhuha, Hafal Alquran 1 Juz Dapat Hadiah Umrah
2. Virus tertentu
Virus limfotropik T manusia (HTLV-1) memiliki kaitan dengan leukemia.
3. Kemoterapi
Orang yang menerima pengobatan kemoterapi untuk kanker sebelumnya memiliki peluang lebih tinggi untuk mengembangkan leukemia di kemudian hari.
Baca Juga: Pohon Ini Mengeluarkan Bau Busuk, Tak Disangka Bisa Jadi Sumber Pangan Alternatif
4. Paparan benzena
Ini adalah pelarut yang digunakan produsen dalam beberapa bahan kimia pembersih dan pewarna rambut.
5. Beberapa kondisi genetik
Anak-anak dengan sindrom Down memiliki salinan ketiga dari kromosom 21.
Hal ini meningkatkan risiko myeloid akut atau leukemia limfositik akut hingga 2–3%, yang lebih tinggi dibandingkan pada anak-anak tanpa sindrom ini.
Baca Juga: Mirip dengan Gelombang Cinta, Anthurium Hookeri Masih Banyak yang Mencari
Kondisi genetik lain yang terkait dengan leukemia adalah sindrom Li-Fraumeni. Ini menyebabkan perubahan pada gen TP53.
6. Riwayat keluarga
Memiliki saudara kandung dengan leukemia dapat menyebabkan risiko leukemia yang rendah tetapi signifikan.
Jika seseorang memiliki saudara kembar identik dengan leukemia, mereka memiliki peluang 1 dari 5 untuk menderita kanker itu sendiri.
Baca Juga: Hanya di Negara Ini Penduduknya Beragama Islam 100 Persen, Bukan Arab Saudi Loh!
7. Masalah yang diwariskan pada sistem kekebalan
Kondisi kekebalan bawaan tertentu meningkatkan risiko infeksi berat dan leukemia.
Ini termasuk: ataksia-telangiektasia, Sindrom Bloom, Sindrom Schwachman-Diamond, Sindrom Wiskott-Aldrich.
Baca Juga: Kalahkan Amerika Serikat, Kini Cina Jadi Negara Terkuat di Dunia
8. Penekanan kekebalan
Leukemia pada anak dapat berkembang karena penekanan sistem kekebalan yang disengaja.
Ini mungkin terjadi setelah transplantasi organ saat seorang anak meminum obat untuk mencegah tubuhnya menolak organ tersebut.
Baca Juga: Saat Ziarah Kubur, Jangan Sampai Duduk di Atas Makam, Ini Akibat yang Bakal Ditanggung
9. Risiko lain yang butuh penelitian lebih lanjut
Beberapa faktor risiko memerlukan penelitian lebih lanjut untuk memastikan kaitannya dengan leukemia.
Di antaranya, paparan medan elektromagnetik, paparan bahan kimia tertentu di tempat kerja, seperti bensin, solar, pestisida, merokok dan menggunakan pewarna rambut.***
