Waspada! Kondisi Buruk Menanti, Karena Efek Begadang dan Tidur Kurang dari 8 Jam

- 30 Januari 2021, 11:34 WIB
Bahaya Kurang tidur atausering begadang, akan beresiko terkena serangan penyakit yang berbahaya.
Bahaya Kurang tidur atausering begadang, akan beresiko terkena serangan penyakit yang berbahaya. /Pixabay/Olya Adamovich dari



ZONA PRIANGAN - Kondisi kurang tidur, sebagai salah satu efek buruk dari begadang, dapat membuat kondisi fisik dan mental menjadi lebih buruk. Hal ini berkaitan dengan manfaat tidur untuk tubuh manusia.

Ada banyak alasan mengapa seseorang sering begadang, mulai dari pekerjaan atau lembur, insomnia, hingga kebiasaan buruk tertentu, misalnya terlalu lama bermain game.

Jam tidur yang dibutuhkan setiap orang berbeda tergantung usianya, orang dewasa dikatakan telah mendapat tidur yang cukup jika jam tidurnya selama 7 – 9 jam per hari, sedangkan anak-anak perlu tidur selama 10–13 jam setiap hari.

Baca Juga: 2.2 ShopeePay Cashback Festival Meriahkan Bulan Februari

Baca Juga: Cari Tahu Bahaya Virus Nipah yang Pertama Ditemukan di Malaysia, Bagaimana Cara Penularan dan Gejalanya?

Pada saat manusia tidur, tubuh memperbaiki kondisi fisik dan mental. Khususnya pada usia remaja, tidur adalah saat di mana tubuh melepas hormon pertumbuhan.

Hormon inilah yang akan membangun massa otot serta memperbaiki jaringan tubuh yang rusak.

Sudah tahukah Anda mengenai resiko tidur kurang dari 8 jam?

Baca Juga: Perbanyaklah Shalawat Setiap Waktu, Rasakan Manfaat dan Keutamaannya

Dalam studi yang diterbitkan Journal of American College of Cardiology menyampaikan jika orang yang memiliki tidur kurang dari 8 jam dalam semalam memiliki resiko tinggi terjangkit penyakit kardiovaskular dan peningkatan resiko kematian dini.

Resiko tersebut lebih tinggi dibandingkan dengan mereka yang tidur antara tujuh dan delapan jam.

Hal ini disebabkan karena kualitas tidur yang buruk dapat meningkatkan resiko aterosklerosis atau penumpukan plak di arteri seluruh tubuh.

Baca Juga: Surat Blunder Eiger Dimanfaatkan Perusahaan Lain Lewat Posting Sindiran, Ada Dari Produsen Alat Kontrasepsi

Kita tahu penyakit kardiovaskular masih menjadi masalah serius yang harus dilawan.

Maka karena itu, banyak cara telah dilakukan untuk mencegah dan mengobatinya, di antaranya menggunakan beberapa pendekatan, termasuk obat-obatan, aktivitas fisik, dan diet.

“Tetapi penelitian ini menekankan bahwa kami harus memasukkan tidur sebagai salah satu senjata yang kami gunakan untuk memerangi penyakit jantung, terlebih lagi tidur merupakan kegiatan yang kita lakukan setiap hari," ujar José M. Ordovás, PhD, peneliti di Centro Nacional de Investigaciones Cardiovasculares Carlos III (CNIC).

Baca Juga: Ini Daftar 10 Sekolah dengan Rasa Sultan yang Ada di Indonesia

Penelitian ini juga pertama kalinya menunjukkan, tidur yang diukur secara obyektif terkait secara independen dengan aterosklerosis di seluruh tubuh, bukan hanya di jantung.

Sebanyak 3.974 karyawan bank di Spanyol dari PESA CNIC-Santander Study dilibatkan dalam penelitian yang dipimpin oleh kepala editor JACC, Valentin Fuster, MD, PhD.

Sebagaimana diberitakan Jurnalpresisi.com sebelumnya dalam artikel Awas! Miliki Kebiasaan Tidur Kurang dari 8 Jam dapat Berisiko Tinggi Terjangkit Penyakit ini

Baca Juga: Sekilas 'Ikatan Cinta' Malam Ini: Andin Menggugat, Sementara Elsa Juga Menemui Pengacara

Penelitian ini menggunakan teknik pencitraan untuk mendeteksi prevalensi dan laju perkembangan lesi vaskular subklinis di sebuah populasi dengan usia rata-rata 46 tahun.

Semua peserta ini mengenakan actigraph, perangkat kecil yang terus-menerus mengukur aktivitas atau gerakan, selama tujuh hari untuk mengukur kualitas tidur mereka.

Penelitian ini menemukan, ketika faktor-faktor resiko klasik untuk penyakit jantung dipertimbangkan, peserta yang tidur kurang dari enam jam adalah 27 persen lebih tinggi untuk mengalami aterosklerosis di seluruh tubuh.

Baca Juga: Ramalan Zodiak Hari Ini, Capricorn Dalam Suasana Hati yang Tenang, Jangan Sampai Terganggu

Kualitas tidur juga ditentukan dengan seberapa sering seseorang terbangun pada malam hari, dan frekuensi gerakan selama tidur yang mencerminkan fase tidur.*** (Septiana Wulandari/Jurnalpresisi.com)

Editor: Yudhi Prasetiyo

Sumber: jurnalpresisi.pikiran-rakyat.com


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x