Adolf Hitler Berambisi Menjadikan Kampus Sebagai Jembatan Antara Inggris dan Nazi

- 18 Maret 2021, 13:14 WIB
Lewat pendidikan, Adolf Hitler berharap menjadikan kampus sebagai jembatan antara Inggris dan Nazi.
Lewat pendidikan, Adolf Hitler berharap menjadikan kampus sebagai jembatan antara Inggris dan Nazi. /Kolase foto Dailystar.co.uk/

ZONA PRIANGAN - Ternyata perguruan tinggi favorit partai Nazi yang khusus diperuntukkan bagi putri anggota berpangkat tinggi, lokasinya tidak berada di beberapa kastil Bavaria yang terpencil, melainkan di sebuah bangunan yang dipisahkan dengan tanaman ivy di Bexhill-on-Sea.

Augusta Victoria College menjadi sekolah bagi putri Menteri Luar Negeri Jerman Joachim von Ribbentrop, putri Kepala SS Heinrich Himmler, Isa von Bergen, putri Duta Besar Hitler untuk Vatikan, dan Countess Haldenberg, keponakan dari diplomat Nazi terkemuka Herbert von Dirksen.

Lencana sekolahnya sendiri menampilkan Swastika dan Union Flag, melambangkan harapan bahwa lembaga yang didirikan oleh orang dalam dari Partai Nazi, Helene Rocholl, akan membantu membangun jembatan antara masyarakat Jerman Hitler dan masyarakat kelas atas Inggris.

Baca Juga: 'Ikatan Cinta', Kamis 18 Maret 2021: Al-Andin Terus Kejar Pembunuh Roy, Elsa Berperan atas Hilangnya Sumarno?

Baca Juga: Lelah Berstatus sebagai Pacar Gelap, Pria Lajang Inginkan Status Resmi dan Raih Kehidupan Sendiri

"Gadis-gadis itu sudah cukup umur, mereka bisa berbicara bahasa Inggris dengan baik dan akan berada di masyarakat kelas atas, untuk menemukan suami yang menjadi pengambil keputusan, sehingga mereka nanti bisa berkata,'Lihat di sini, sayang, Hitler tidak terlalu buruk'," kata Julian Porter, kurator di Museum Bexhill, mengatakan kepada Daily Telegraph, seperti dikutip ZonaPriangan dari Dailystar.

Tidak jelas apakah gadis-gadis itu benar-benar berhasil menikahi pria Inggris.

"Hitler ingin menguasai Eropa, dan Kerajaan Inggris akan terus bekerja untuknya," tambahnya.

Baca Juga: Cair Lagi Maret 2021 Rp1,2 Juta dari BLT BPJS Ketenagakerjaan, Cek Segera di sso.bpjsketenagakerjaan.go.id

"Itu adalah gagasan bahwa dia akan mencapai kesepakatan dengan kekaisaran maka tidak akan ada perang. Ini adalah salah satu subteks dari perguruan tinggi: itu menyusup ke masyarakat Inggris," ujarnya.

Kisah perguruan tinggi Nazi East Sussex yang terlupakan telah didramatisasi dalam film baru berjudul Six Minutes to Midnight, yang dibintangi oleh Eddie Izzard kelahiran Bexhill, dan Dame Judi Dench.

Izzard mendapat inspirasi dan menuangkannya ke dalam sebuah film, setelah dia melihat tanda lencana sekolah di museum Bexhill-on-Sea, dan itu memicu ide untuk film thriller mata-mata yang mengambil setting di kota South Coast yang sepi.

Baca Juga: Hadiahkan Al Fatihah untuk Diri Sendiri, Ini Cara Mengamalkannya dan Rasakan Manfaat serta Keutamaannya

Selain putri bos Nazi, sekolah tersebut juga mendidik para perempuan muda dari keluarga aristokrat tua Jerman, seperti Putri Herzeleide dari Prusia. Beberapa gadis Inggris dari kalangan keluarga kaya setempat pun ikut bersekolah di sana.

Murid-murid terus menerus diingatkan tentang status sosial mereka.

"Label cucian di seragam tampaknya memiliki koronet (di sebelah nama murid)," kata Julian Porter.

Baca Juga: Bansos Rp300 Ribu Maret 2021 Sudah Cair, Segerak Cek Melalui dtks.kemensos.go.id atau via HP

"Semakin tampan dirimu, semakin banyak poin di mahkotanya," tambahnya.

Bahkan saat Eropa bergeser ke arah perang, gadis-gadis Jerman disambut di Bexhill-on-Sea.

Penduduk Bexhill-on-Sea yakin bahwa Nazi tidak akan pernah mengebom kota tempat putri mereka sendiri dididik.

Baca Juga: Haris Azhar: Memang Jokowi Tidak Berminat 3 Periode, Tapi di Lapangan Telah Melakukan Koalisi-Koalisi

Sesaat sebelum perang meletus, rencana dibuat untuk menambahkan paviliun untuk anak laki-laki.

Mollie Hickie bekerja sebagai pendamping di sekolah, mengatur pelajaran renang dan perjalanan belanja.

Sesaat sebelum dia meninggal pada 2014, di usia tua 100 tahun, Mollie memberi tahu buku sejarah lokal Bexhill Voices Two: "Saya sangat bahagia di Universitas dan berteman baik".

Baca Juga: Teror Penembakan di Tiga Panti Pijat, Penghuni Berhamburan Delapan Orang Tewas

Sekolah itu ditinggalkan pada September 1939, beberapa hari setelah pecahnya Perang Dunia Kedua, karena para murid dilarikan kembali ke Jerman.

Semua harapan bahwa sekolah tepi pantai dapat membantu hubungan antara Inggris dan Jerman dan mencegah perang yang sangat merusak, akhirnya sirna juga ketika Hitler menginvasi Polandia pada 1 September 1939.***

Editor: Didih Hudaya ZP

Sumber: Dailystar


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x