Network
ZONA PRIANGAN - Para affiliator binary option seperti Indra Kenz dan Doni Salmanan sepertinya mulai panik. Beberapa netizen bahkan menduga Indra Kenz melarikan diri ke Turki.
Alasan kepergian ke luar negeri yakni untuk mengobati tangannya dan harus berobat ke Turki. Padahal menurut Denny Darko ada temannya yang memiliki masalah garis di tangan dan hidupnya baik-baik saja.
Tapi, yang namanya kesehatan memang kita tidak tahu, cuma masalahnya kenapa harus berobat ke Turki.
Ini tentunya menimbulkan pertanyaan, kenapa harus ke Turki? Apakah karena penyakitnya itu hanya bisa ditangani di Turki atau karena negara tersebut bebas visa dan bisa berangkat kapan saja. Hanya masalahnya berbarengan dengan gelar perkara kasus yang yang memang melaporakan dirinya ini tadi, sehingga ini tentu saja bukan sebuah kebetulan.
Ahli tarot Denny Darko mencoba membaca, sepanik apakah mereka sekarang ini? Salah satunya malah sampai menghapus semua konten di YouTube-nya yang mengajarkan tentang trading di binary option. Beberapa yang lainnya berdalih pamit dari YouTube dan sudah tidak melakukan trading lagi dan sepertinya mereka benar-benar panik dan ketakutan.
Kartu pertama 'Five of wands', mereka tidak mengetahui akan sampai pada titik ini. Mereka mengira apa pun yang mereka lakukan dan apa yang mereka anggap abu-abu ini tidak akan sampai menyeret mereka sampai di titik sekarang ini.
"Di titik di mana semuanya ini sedang viral dan tentu saja semua orang membicarakan dan tidak ada cara untuk meredam kasus ini dengan cara-cara yang mungkin biasa mereka lakukan. Semua perhitungan serasa meleset dan orang yang dianggap bisa menolong, tidak seperti yang dia harapnya," kata Denny Darko di channel YouTube Denny Darko yang tayang pada Kamis, 17 Februari 2022.
Labih lanjut Denny mengatakan teryata backing mereka yang selama ini diandalkan sudah tidak bisa lagi menolong mereka. Jadinya, mereka harus mencari jalan keluar sendiri. Itu terungkap setelah membuka kartu kedua 'Ace of wands'.
Artinya saat ini mereka tengah kebingungan, mereka tidak tahu harus ke mana dan beberapa diantaranya masih berusaha mencoba untuk menghilangkan barang-barang bukti dari keterlibatan mereka untuk mempromosikan aplikasi pura-pura trading ternyata adalah aplikasi 'betting' alias taruhan.
Jika kita menyambangi akun Instagram mereka maka kita bisa melihat kolom komentarnya sudah dibanjiri oleh orang-orang yang meminta pertanggungjawaban mereka dan menyayangkan apa yang mereka lakukan di masa lalu. Tentu saja mereka berpura-pura tidak terjadi apa-apa dan melanjutkan hidup seperti sedia kala.
Tapi polisi tidak akan tinggal diam karena kasus ini telah menjadi viral, ini tidak mungkin bisa dihentikan tentang proses penyidikan dan penyelidikan.
Kartu ketiga yakni 'King of Swords', kita akan tahu bahwa sakit biasanya digunakan sebagai dalih oleh oknum-oknum yang terlibat permasalah hukum untuk menunda terjadinya penangkapan, penyelidikan dan pemanggilan untuk datang atas penyidikan dan penyelidikan yang dilakukan oleh pihak yang berwenang.
Baca Juga: Lebih dari 700 Profesi, Menulis Surat Terbuka untuk Mendukung Hak Memakai Hijab di India
Bahkan kasus di masa lalu ada yang sampai sengaja menabrakkan Toyota Fortuner-nya agar dia terlibat kecelakaan dan menghindari tindakan hukum yang dilakukan oleh negara. Mereka lari ke mana pun akan tetap bisa digelar perkaranya dan hanya tinggal menunggu masalah waktu hingga mereka akan diperkarakan dan ditahan.
Lalu, apa niat mereka pergi ke Turki?
Dan semua itu terjawab lewat kartu keempat yaitu 'Ten of wands'. Mereka ingin menunggu suasananya mereda, tidak seviral sekarang. Mereka akan tinggal sedikit lebih lama lagi di tempat itu dan menunggu teman-temannya membereskan beberapa hal. Pergi ke mana pun percuma karena kasus tetap akan dijalankan dan mereka akan tetap diselidiki.
Untuk kasus ini tidak akan dilupakan karena banyak sekali anggota masyarakat yang dirugikan dan negara perlu untuk memberikan efek jera kepada orang-orang seperti ini agar mereka tak melakukan hal serupa dan orang-orang terinspirasi untuk melakukan hal yang sama segera pergi atau keluar dari skema tadi.
Hal ini beralasan karena banyak influencer yang tidak mengetahui, akhirnya mereka affiliator dan melakukan hal yang sama.
Kartu berikutnya adalah 'Six of Pentacles', mereka menghapus konten mengenai belajar trading di YouTube mungkin merupakan perintah dari atasan mereka yakni oknum-oknum mafia Rusia untuk mengamankan posisi mereka atau mungkin para pendonornya itu lepas tanggung jawab dan akhirnya harus menyelamatkan diri mereka sendiri.
Baca Juga: Sebaik-baik Hari adalah Hari Jumat, Ketahui Enam Keutamaan dan Keistimewaannya
Seandainya jika mereka tidak kembali, keadilan akan ditegakkan dan ini terlihat dari kartu 'The justice'. Mereka akan dijemput dengan paksa.
Dan bagi Anda yang merasa dirugikan jangan ragu-ragu untuk melapor, hal itu terungkap lewat kartu berikutnya yakni 'Seven of cups'. Polisi hanya bisa bertindak atas jika ada laporan. Jika tidak melapor maka tidak ada pasal yang akan dikenakan karena mereka tidak melanggar hukum di negara kita.
Apa yang mereka lakukan itu ilegal, tapi jika itu merugikan dan korbannya melapor maka akan diproses sesuai hukum yang berlaku di Indonesia.
Pemerintah serius menangani kasus ini dan itu terbaca lewat kartu 'The Empress', pemerintah berusaha untuk melindungi warga negaranya, tidak tinggal diam dan membiarkan semua ini terjadi. Jadi, triliunan uang dipindahkan dari Indonesia ke luar negeri dengan cara membodohi warga negara Indonesia dan celakanya ini dilakukan oleh oknum-oknum affiliator yang ternyata adalah warga negara Indonesia sendiri.
Mirisnya lagi, uang yang mereka dapatkan dibelikan barang dan dipamerkan lagi kepada orang-orang agar mereka terbujuk dan ikut serta dalam skema judi berbalut trading yang sangat menyesatkan ini.
Dan kartu penutup adalah 'The Judgement'. Bisa jadi untuk yang pergi ke luar negeri ini mungkin saja bukan lari dari kejaran polisi karena mereka tahu jika waktunya tiba akan tertangkap juga karena polisi akan mengejar ke mana pun mereka pergi. Boleh jadi mereka pergi untuk menghindari hukum rimba, jika mereka masih tinggal di Indonesia hingga detik ini.***
