Tentang Wacana Pemindahan Ibukota, Denny Darko: Hal itu Wajar, Mengingat Banyaknya Gempa Bumi di Pulau Jawa

- 18 Desember 2021, 14:39 WIB
Denny Darko Coba Membaca Tentang Wacana Pemindahan Ibukota.
Denny Darko Coba Membaca Tentang Wacana Pemindahan Ibukota. /Tangkapan Layar YouTube.com/Denny Darko

ZONA PRIANGAN - Wacana pemindahan ibukota ke Kalimantan, tepatnya ke Kalimantan Timur telah mengemuka dalam beberapa tahun lalu dan dengan banyaknya gempa bumi dan tsunami dan selalu terjadi di akhir tahun.

Ini merupakan sesuatu yang wajar, mengingat letak Indonesia dilewati oleh rantai vulkanik yang membentang dari Sumatera, Jawa dan bahkan hingga ke wilayah timur Indonesia.

Kondisi ini membuat ibukota sudah saatnya untuk dipindahkan ke tempat yang lebih strategis.

Baca Juga: Rocky Gerung: Prabowo Subianto Masih Ingat dan Pernah Bilang Presidential Threshold Merupakan Lelucon Politik

Baca Juga: Refly Harun: Fadli Zon Pasti Paham Agenda Tersembunyi Diterapkannya Presidential Threshold

Kekhawatiran lainnya yakni Jakarta yang semakin tenggelam. Tapi, apakah betul itu adalah niat yang sebenarnya atau adakah ada yang lainnya?

Adanya gempa bumi akhir-akhir ini mengingatkan kembali tentang wacana pemindahan ibukota.

Danny Darko mencoba membaca fenomena tersebut lewat kartu tarot untuk mengungkap sesuatu yang mungkin selama ini disembunyikan atau memang jadi konspirasi diantara kita semua.

Baca Juga: Baim Wong Siap Bergabung di 'Ikatan Cinta' Beradu Peran dengan Amanda Manopo dan Arya Saloka

Menurut Dennay Darko, berdasarkan hasil survei 2015 bahwa 50% penduduk Indonesia terkonsentrasi di pulau Jawa.

"Yang pertama adalah menurut hasil survei dan survei yang saya baca ini sebenarnya survei 2015 artinya sebenarnya lebih bertambah lagi dengan sekarang. Jadi Supas Survei Penduduk Antar Sensus ini mengatakan bahwa 56% atau sekarang sudah 60% penduduk Indonesia itu terkonsentrasi di pulau Jawa. Ini artinya 120 hingga 150 juta orang itu ada di pulau Jawa dari 240 juta," kata Denny Darko, dikutip ZonaPriangan.com dari channel YouTube Denny Darko, Jumat 17 Desember 2021.

"Sedangkan pulai di Indonesia ada ribuan, 13 hingga 14 ribu kalau saya tidak salah menyebutkan karena dulu nilai geografi saya lumayan bagus dan ini merupakan satu hal yang memang wajar jika Indonesia harus memindahkan ibukotanya," tambahnya.

Lebih lanjut, Denny Darko menyebutkan bahwa tingkat okupansi dari Kalimantan hanya 6% atau sekitar 15 juta penduduk. Di pulau sebesar itu alangkah baiknya jika memang ini dilakukan, maka pemerataan penduduk diharapkan bisa diarahkan ke pemerataan yang sesungguhnya.

Baca Juga: Seorang Wanita Murka, Pasangannya Meraup Hadiah Lotre Rp66,638 Miliar dan Kemudian Mencampakkan Dirinya

"Kalimantan secara koordinat letaknya di tengah Indonesia, sehingga akan lebih mudah bepergian ke seluruh penjuru Indonesia serta ditambah dengan fakta di tempat yang akan dituju tadi (Kalimantan Timur) di mana pemerintan memiliki tanah dalam skala yang luas sekali telah dikelilingi oleh kota-kota besar yang memang telah ada sebelumnya," ujarnya.

Tapi sayangnya ada satu hal yang kemudian menjadi polemik, saat adanya hembusan kabar bahwa ternyata perpindahan ibukota hanya sebatas isapan jempol belaka.

"Ini dilakukan oleh para buzzer yang menentang pemerintah dan ini merupakan pengalihan sebuah rencana di mana Jakarta nanti atau Jabodetabek ini diubah namanya menjadi The New Jakarta, seperti New York dan bertujuan memisahkan Jakarta ini menjadi sebuah pulau yang terpisah seperti Singapura," katanya.

Baca Juga: Refly Harun: 4 Partai ini Tidak Ingin Presidential Threshold Nol Persen, NasDem jadi King Maker

Mereka mengemukakan sebuah dalih sehingga perlahan-lahan Jakarta ini akan terlepas dari Indonesia dan memiliki kedaulatannya sendiri.

Ini ditakutkan karena nanti ada pengaruh dari pemerintahan China untuk melakukan sebuah politik luar negeri mereka yang selama ini sudah diumumkan dan ditakutkan ini adalah salah satu cara untuk melaksanakan rencana dari pemerintah China tadi.

"Beberapa orang mencurigai dengan dicalonkannya kembali Ahok untuk menjadi gubernur Jakarta adalah untuk tujuan itu dan orang-orang ini tadi mengatakan bahwa cara yang akan dilakukan adalah dengan melakukan pembangunan di pulau yang terpisah ini tadi dan saat harganya semakin tinggi maka orang-orang pribumi atau orang-orang asli daerah itu tadi menjadi tidak bisa menempati area itu dan terusir dari area yang mereka tempati," jelasnya.

Baca Juga: Setelah Menutup Diri, Petarung Cantik Liana Jojua Ungkapkan Penyebab Kekalahannya di UFC Las Vegas

"Mereka mencontohkan Singapura yang akhirnya dikuasai oleh lebih banyak etnis atau suku Tionghoa atau Chinese di sini dan orang-orang Melayu yang terus kemudian disingkirkan, mereka hanya menempati flat-flat kumuh di pinggiran Singapura," ungkapnya.

Hal ini belum terbukti benar, tapi belum terbukti salah dan apalagi ditambah dengan adanya politik luar negeri China 'One belt one road' yang akhir-akhir ini berubah menjadi 'Belt road initiative' yang merupakan ambisi China untuk membuat Jalur Sutera Baru atau 'New Silk Road'.

Jadi rencananya seluruh benua ini akan dikuasai dengan jalanan dan rel kereta yang baru, terhubung tanpa henti hingga ke Semenanjung Malaka dan bahkan hingga ke Indonesia.

Baca Juga: Omicron Makin Mengganas di Inggris, Rekor Harian Ketiga Secara Beruntun dengan Lebih dari 93 Ribu Kasus Harian

Tapi keanehannya adalah jika ternyata pemindahan ibukota ke Kalimantan adalah pengalihan dari New Jakarta Project, berarti berlawanan dengan 'Belt road initiative'. Hal ini masih menjadi konspirasi dan masih belum terbukti kebenarannya.

Yang lebih menarik lagi adalah pemindahan ke Kalimantan adalah karena Kalimantan ini kalau kita lihat siluetnya itu mirip dengan tokoh pewayangan yang bernama Semar.

Semar sendiri dalam mitologi Jawa Kuno sebagai Sabda Palon atau Noyogenggong. Noyogenggong adalah simbol penasihat alias pendamping seorang raja atau dikenal sebagai Punakawan.

Baca Juga: Kejadian Mengerikan di Beijing, Seekor Panda Muda Melarikan Diri dari Kandang, Pengunjung Kebun Binatang Panik

Noyogenggong dan Sabdo Palon berperan menasihati, mengkritisi dan menyentil juragannya ketika melenceng.

Semar menjadi penanda kembalinya kejayaan Indonesia (kejayaan Majapahit di masa lalu) setelah Indonesia diterjang oleh begitu banyak bencana alam dan ketidakadilan dan setelah 500 tahun Semar ini menghilang dan akan kembali mengiringi satu orang yang dipercaya akan memberikan kejayaan baru kepada Indonesia.

Nah, inilah orang yang selama ini disebut sebagai Satrio Piningit atau satria yang selama ini bersembunyi dan kemudian akan muncul.***

Editor: Yudhi Prasetiyo

Sumber: YouTube Denny Darko


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x