ZONA PRIANGAN - Pemerintah Inggris pada Jumat, 17 Desember 2021 melaporkan 93.045 kasus virus corona baru, rekor perhitungan harian ketiga secara beruntun, ketika varian Omicron memicu lonjakan infeksi di seluruh negeri.
Data terbaru menjadikan jumlah total infeksi selama pandemi menjadi lebih dari 11,1 juta, sementara Inggris juga mencatat 111 kematian akibat virus, menjadikan jumlah kematian menjadi lebih dari 147.000.
Menteri Pertama Skotlandia Nicola Sturgeon mengatakan Omicron menjadi virus corona yang dominan di negara itu.
Baca Juga: Refly Harun: Fadli Zon Pasti Paham Agenda Tersembunyi Diterapkannya Presidential Threshold
"'Tsunami' yang saya peringatkan sekitar seminggu yang lalu, sekarang mulai melanda kita," kata Nicola Sturgeon, dikutip ZonaPriangan.com dari AFP, Sabtu 18 Desember 2021.
Dan pemimpin Welsh Mark Drakeford mengatakan kepada warga untuk bersiap menghadapi "badai Omicron" setelah mengumumkan klub malam di negara itu akan ditutup setelah 26 Desember dan jarak sosial diberlakukan kembali di toko-toko dan tempat kerja.
Inggris saat ini meluncurkan drive booster massal untuk memvaksinasi orang sebanyak mungkin sebelum akhir tahun.
Baca Juga: Perang Berkecamuk, Gerombolan Monyet Liar Balas Dendam setelah Seekor Anjing Membunuh Salah Satu Bayi Mereka
Perdana Menteri Boris Johnson mengatakan tujuannya adalah untuk "mencoba memastikan bahwa kita tidak hanya memiliki peluncuran vaksin tercepat di Eropa" tetapi juga "untuk mencegah beberapa konsekuensi yang lebih merusak dari Omicron".
Johnson berada di bawah tekanan untuk mengumumkan pembatasan lebih lanjut, tetapi menteri Oliver Dowden mengatakan bahwa pemerintah memiliki "hak keseimbangan".***