Pasukan Suriah Dukungan Rusia Hancurkan Rumah Sakit dalam Gua, Enam Tewas Belasan Terluka

22 Maret 2021, 21:12 WIB
Foto ilustrasi perang saudara di Suriah.* / Pixabay /Alexandra

ZONA PRIANGAN - Perang saudara di Suriah masih berkecamuk, bahkan rumah sakit pun jadi sasaran tembak artileri.

Artileri yang ditembakan pasukan Pemerintah Suriah dukungan Rusia menghantam rumah sakit di dalam gua yang dikuasai pemberontak.

Penembakan artileri itu menewaskan enam warga sipil, termasuk seorang anak, demikian dilaporkan Komite Penyelamatan Internasional (IRC).

Baca Juga: Ada Diskon Hingga 90 Persen Plus Voucher, Belanja Termurah di Shopee Murah Lebay

Baca Juga: Ini 7 Cara agar Otak, Jantung, Ginjal, Pankreas, Hati, Usus, dan Perut Tetap Sehat

IRC mengungkapkan, pasukan Pemerintah Suriah mengarahkan artileri ke Kota Atareb yang melukai 16 warga sipil termasuk lima staf kesehatan.

Akibat hantaman artileri pasukan Pemerintah Suriah, rumah sakit dalam gua tersebut rusak parah dan sekarang tidak berfungsi.

“Empat dari korban cedera berada dalam kondisi kritis,” kata IRC, menambahkan bahwa rumah sakit tersebut dijalankan oleh organisasi mitranya SAMS.

Baca Juga: Hindari Kematian, saat Mandi Jangan Asal Siram, Begini Cara yang Benar dan Sehat

Baca Juga: Usia 45 Tahun ke Atas saat Berada di Kamar Mandi Pintunya Jangan Dikunci, Ini Penjelasannya

Serangan itu terjadi meskipun sejak Maret 2020 sudah diberlakukan gencatan senjata Rusia-Turki.

Kementerian Pertahanan Turki dan pemantau perang sebelumnya melaporkan bahwa tembakan artileri pemerintah Suriah menghantam pintu masuk utama rumah sakit di dalam sebuah gua.

“Meskipun SAMS membagikan koordinat melalui sistem pemberitahuan PBB, rumah sakit itu diserang dan sekarang telah rusak parah,” kata Rehana Zawar, direktur negara IRC untuk Suriah barat laut.

Baca Juga: Arthur, Kucing Pahlawan Rela Mati untuk Selamatkan Dua Anak Kecil

Baca Juga: Kucing Orange Sangat Barbar, Mitos atau Fakta? Kasihan Oscar Tak Ada yang Mau Menampung

Serangan itu merupakan kelima terhadap layanan kesehatan yang tercatat sepanjang tahun ini.

"Sehingga jumlah serangan terhadap layanan kesehatan sejak Januari 2019 menjadi 118," tutur Rehana.

Fasilitas kesehatan dilindungi oleh hukum internasional dan harus menjadi tempat berlindung yang aman di saat krisis.

Baca Juga: Cina Ingin Mengatur Cuaca Dunia, Kini Giliran Korea Selatan Ciptakan Matahari Buatan

Baca Juga: Tianwen-1 Mengorbit di Mars, Teknologi China Disiapkan untuk Menguasai Dunia dan Luar Angkasa

Tetapi setelah 10 tahun perang, hal ini tidak terjadi di Suriah.

"Sejak awal konflik, Dokter untuk Hak Asasi Manusia telah mendokumentasikan hampir 600 serangan terhadap layanan kesehatan,” kata Rehana.

Adham Abu Hussam dari Al Jazeera, melaporkan dari provinsi tetangga Idlib yang dikuasai pemberontak, bahwa rumah sakit itu dulu melayani sekitar 100.000 orang di daerah tersebut.

Baca Juga: Mamah Muda Kirim Foto Telanjang ke Mertua, lantas Minta Maaf ke Suami

Baca Juga: Saat Telanjang, Cewek Ini Tidak Membutuhkan Baju, Cukup Menutup Tubuh dengan Rambut Panjangnya

Daerah tersebut juga termasuk dalam zona de-eskalasi yang disepakati oleh Rusia, Iran dan Turki.

Wilayah tersebut merupakan kawasan yang membentang dari pegunungan timur laut Latakia hingga pinggiran barat laut kota Aleppo.

Rumah sakit itu terletak di bawah tanah, taktik yang digunakan oleh pihak oposisi untuk menghindari sasaran di daerah rawan konflik.***

Editor: Parama Ghaly

Sumber: Aljazeera

Tags

Terkini

Terpopuler