Rusia dan China Ancaman Paling Serius bagi Amerika Serikat, Kembangkan Senjata Nuklir Jarak Antarbenua Baru

13 Juli 2021, 16:46 WIB
Ilustrasi Rudal. /Pixabay/2427999

ZONA PRIANGAN -Ancaman perang nuklir sebenarnya jauh lebih nyata daripada yang dibayangkan oleh banyak orang.

Perang nuklir antara Amerika Serikat dengan Rusia atau China adalah kemungkinan yang sangat nyata.

Dilansir dari dailymail.co.uk, menurut dokumen dari markas besar Departemen Pertahanan Amerika Serikat (AS) itu, ada potenti konflik nuklir antara AS dengan musuh utamanya.

Baca Juga: Dukung Kemenkes Hadapi Covid-19, Sea Group, Shopee, dan Garena Sumbang 1.000 Tabung Oksigen dan 1 Juta Vaksin

Baca Juga: Tangki Oksigen Meledak, Puluhan Pasien Virus Corona Tewas, Dua Mobil Polisi Dibakar

Diketahui Rusia dan China telah memodernisasi dan memperluas persenjataan masing-masing selama dekade terakhir.

Hal itu menurut laporan tahun 2020 yang baru-baru ini diungkapkan dari Pentagon tentang operasi nuklir.

Dan Korea Utara telah mempercepat pengujian rudal yang mampu mencapai AS.

Serta Iran memiliki teknologi untuk membuat senjata nuklir dalam waktu satu tahun setelah memutuskan untuk melakukannya.

Baca Juga: Orang Tua Menyembunyikan Jenazah Putra Mereka (4 Tahun) di dalam Freezer selama 2 Tahun

Tetapi tidak ada satupun dari musuhnya yang mau mengurangi peran senjata nuklir dalam strategi keamanan nasionalnya atau jumlah senjata nuklir yang dikerahkannya.

Sebaliknya, mereka telah bergerak jelas ke arah yang berlawanan.

Dokumen rahasia itu sendiri dirilis pada hari Selasa dan secara khusus menyebutkan Rusia, Cina, Korea Utara dan Iran.

Akibatnya, ada peningkatan potensi konflik regional yang melibatkan musuh bersenjata nuklir di beberapa bagian dunia dan potensi eskalasi nuklir musuh dalam krisis atau konflik.

Baca Juga: Gadis Berusia 7 Tahun Diserang secara Seksual di Dekat Taman Bermain, Kini Polisi Memburu Pelaku

Rusia dan China adalah ancaman paling serius bagi Amerika Serikat karena teknologi dan persenjataan yang sudah mereka miliki.

Pada tahun 2019, Rusia dan AS menarik diri dari Perjanjian Kekuatan Nuklir Jarak Menengah 1987 mereka.

Perjanjian itu mengharuskan AS dan Uni Soviet untuk menghilangkan semua rudal balistik dan jelajah nuklir dan konvensional yang diluncurkan dari darat dengan jangkauan 500 hingga 5.500 kilometer.

Baca Juga: Pertolongan Pertama bagi Penderita Sesak Napas, Pastikan Pasien Tidak Banyak Bergerak Hindari Komplikasi

Rencananya kedua negara memperpanjang Perjanjian Pengurangan Senjata Strategis Baru selama lima tahun pada tahun 2021, akan tetapi Rusia menolaknya.

Bahkan Rusia menganggap AS dan NATO sebagai ancaman utama terhadap ambisi geopolitik kontemporernya.

Mereka pun memodernisasi kemampuan pengiriman hulu ledak Sovietnya, menggunakan hulu ledak dan peluncur nuklir baru, dan mengembangkan tiga sistem senjata nuklir jarak antarbenua baru.

Baca Juga: Demo Besar Pertama dalam 60 Tahun, Biden Meminta Pemerintah Kuba untuk 'Mendengar' Pengunjuk Rasa

China lain lagi. Di mana mereka telah meningkatkan jumlah dan kemampuan senjata nuklirnya, termasuk rudal yang diluncurkan dari kapal selam 'paling canggih'.

China juga mengembangkan pesawat pengebom, yang memungkinkan China menembakkan senjata melalui darat, laut, dan udara.

Korea Utara sendiri telah 'mempercepat' pengejaran senjata nuklirnya dan secara dramatis meningkatkan pengujian penerbangan misilnya, termasuk pengujian rudal jarak antarbenua yang mampu mencapai tanah air AS.***

Editor: Yudhi Prasetiyo

Sumber: dailymail.co.uk

Tags

Terkini

Terpopuler