Australia Menghentikan Rencana Pembukaan Kembali Perbatasan karena Kekhawatiran Varian Corona Omicron

30 November 2021, 15:01 WIB
Perdana Menteri Scott Morrison mengatakan pembukaan kembali tidak akan dilakukan pada 1 Desember seperti yang direncanakan, menyebut penundaan itu keputusan yang perlu dan sementara. / Reuters/Reuters

ZONA PRIANGAN - Australia pada Senin, 29 November 2021 tiba-tiba menghentikan rencana untuk membuka kembali perbatasan internasionalnya untuk pekerja terampil dan pelajar, keputusan jam kesebelas yang didorong oleh kekhawatiran atas varian corna Omicron.

Setelah pertemuan keamanan darurat, Perdana Menteri Scott Morrison mengatakan pembukaan kembali 1 Desember yang banyak digembar-gemborkan akan ditunda setidaknya selama dua pekan.

Perbatasan Australia telah ditutup untuk sebagian besar non-warga negara selama lebih dari 20 bulan, menyebabkan kekurangan tenaga kerja dan memukul industri pariwisata yang vital.

Baca Juga: Dr Anthony Fauci Memperingatkan Bahwa Varian Omicron Dapat Menghindari Berbagai Bentuk Perlindungan Kekebalan

Morrison menggambarkan penundaan itu sebagai "keputusan yang diperlukan dan sementara" berdasarkan saran medis.

Australia sejauh ini mendeteksi lima kasus varian Omicron.

"Jeda sementara akan memastikan Australia dapat mengumpulkan informasi yang kami butuhkan untuk lebih memahami varian Omicron," kata Perdana Menteri Scott Morrison, dikutip ZonaPriangan.com dari AFP, Senin, 29 November 2021.

Morrison mengutip kekhawatiran baru tentang kemanjuran vaksin, kisaran penyakit, termasuk jika itu dapat menghasilkan gejala yang lebih ringan, dan tingkat penularan.

Baca Juga: Rudal Hipersonik Zirkon Rusia Berkepatan 9 Mach dan Jangkauan Lebih 600 Mil Kembali Sukses dalam Uji Coba

Rencana untuk membuka perbatasan bagi pengunjung dari Jepang dan Korea Selatan pada 1 Desember juga ditunda.

Australia memiliki beberapa pembatasan perbatasan terberat dan terlama di dunia selama pandemi, berkat peluncuran vaksin yang lambat.

Pemerintah konservatif telah membuka perbatasan bagi warga Australia, penduduk tetap, dan warga Singapura, tetapi tidak bagi sekitar 1,4 juta pekerja terampil yang tinggal di negara itu, yang dilarang masuk kembali jika mereka pergi.

Baca Juga: Awalnya Mencekam ketika Lebih dari 60 Orang Terjebak selama Tiga Malam di Pub di Inggris karena Badai Salju

Penundaan pada Senin juga akan menyebabkan kekhawatiran di sektor pendidikan negara yang terpukul keras.

Menurut Universitas Australia, sebuah kelompok industri, 130.000 mahasiswa internasional tetap berada di luar negeri.***

Editor: Didih Hudaya ZP

Sumber: AFP

Tags

Terkini

Terpopuler