Vladimir Putin Mulai Panik, 200 Pesawat Tempur dan 50 Kapal Perang NATO Mendekati Perbatasan Rusia

15 Maret 2022, 06:14 WIB
HMS Prince of Wales dengan USS Mount Whitney ikut dalam latihan Cold Response.* /Twitter /HMSPWLS

ZONA PRIANGAN - Sebanyak 200 pesawat tempur dan 50 kapal perang NATO mulai mendekati perbatasan Rusia. Dalam armada itu 30.000 tentara ikut serta.

Sementara, Rusia masih konsentrasi dalam invasi ke Ukraina, yang belum juga mencapai target, karena mendapat perlawanan sengit.

Kehadiran tentara dan armada NATO, pastinya akan membuat Vladimir Putin lebih marah lagi karena bisa menimbulkan kepanikan.

Baca Juga: Tank Rusia yang Tersesat di Desa Diledakkan Patroli Ukraina, Vladimir Putin Kembali Kehilangan Perwira

Memang NATO lewat Norwegia sudah memberi tahu Kremlin, bahwa mereka akan melakukan latihan perang Cold Response.

Namun, tetap saja latihan perang NATO itu mengundang kekhawatiran kubu Rusia, apalagi mengetahui jumlah pasukan yang terlibat cukup banyak.

NATO sendiri berdalih, latihan perang Cold Response direncanakan jauh hari sebelum Moskow melakukan invasi ke Ukraina.

Baca Juga: Vladimir Putin Kembali Dapat Pukulan, Misi Rahasia Ukraina Bunuh Komandan Alexey Glushchak di Mariupol

"Latihan ini sangat penting untuk keamanan Norwegia dan sekutunya. Kami akan melatih penguatan sekutu Norwegia", Menteri Pertahanan Norwegia Odd Roger Enoksen.

"Itu tidak ditahan karena serangan pihak berwenang Rusia di Ukraina, tetapi mengingat latar belakang ada signifikansi yang meningkat," ujarnya yang dikutip The Sun.

Tujuan dari latihan ini adalah untuk menguji bagaimana Norwegia dan anggota Aliansi akan bekerja sama di darat, di udara, dan di laut sesuai dengan Pasal 5 piagam NATO.

Baca Juga: Pasukan Rusia Diolok-olok Cuma Membuang Peluru, Tentara Ukraina Pamerkan Serangan Drone Lewat iPhone

Dalam pasal tersebut disebutkan, mengharuskan negara-negara anggota NATO untuk membantu negara anggota lain yang diserang.

"Saya merasa sangat normal, mungkin sekarang lebih dari sebelumnya, untuk berlatih bersama," kata Jenderal Yngve Odlo, kepala Markas Besar Bersama Norwegia dan bertanggung jawab atas Cold Response.

Angkatan bersenjata Norwegia mengatakan pihaknya memberikan informasi menyeluruh kepada Rusia, termasuk Kementerian Pertahanan Rusia, dengan mengatakan bahwa itu penting untuk mencegah kesalahpahaman dan konflik yang tidak perlu.

Baca Juga: Rumah Sakit di Belarus Penuh dengan Mayat Tentara Rusia, Sebagian Diangkut Truk Dikirim ke Rusia Lewat Homiel

Rusia telah menolak untuk mengamati latihan tersebut, yang diadakan setiap dua tahun dan akan berakhir pada 1 April.***

Editor: Parama Ghaly

Sumber: The Sun

Tags

Terkini

Terpopuler