ZONA PRIANGAN - Sebagian anggota pasukan Rusia dikatakan penakut ada benarnya. Bahkan moral mereka disebut sangat rendah.
Pasukan Vladimir Putin sering melarikan diri ketimbang melanjutkan baku tembak di garis depan.
Sebagian di antara mereka ada yang terang-terangan menolak perintah komandannya dengan berbagai alasan.
Saat putus asa melanda prajurit Kremlin, mereka justru melawan dan mencelakakan komandannya. Itu dibuktikan dengan seorang perwira yang ditabrak tank baja anak buahnya hingga tewas.
Insiden lain -- untuk menghindari perang -- seorang tentara Moskow justru merusak (sabotase) tanknya sendiri.
Kejadian itu terungkap setelah Dinas Rahasia Ukraina menyadap percakapan telepon serdadu Rusia dengan ayahnya.
Baca Juga: Vladimir Putin Turun Tahta, Ukraina Tetap dalam Bahaya, Penggantinya Bisa Jauh Lebih Keras
Dalam obrolan antara ayah seorang tentara Rusia dan putranya, yang disadap oleh Dinas Keamanan Ukraina, pemuda itu diduga mengaku menonaktifkan tank terakhir dari sepuluh di unitnya.
"Yah, terima kasih Tuhan untuk itu! Bongkar, serahkan untuk besi tua, dan tetap aman", saran ayahnya, seperti dilansir Pravda di Ukraina.
Pada rekaman yang dirilis, penjajah mengatakan bahwa resimennya telah menderita banyak kerugian, tentara dan peralatan.
Baca Juga: Setelah Minyak, Gas, dan Indomie, Perang Rusia-Ukraina Kini Mengganggu Produksi Bir Chernigivske
Resimen merasa tidak mampu menghadapi pejuang Ukraina sehingga penyerang memutuskan untuk menyabotase mesin.
Bulan lalu, panggilan telepon yang disadap oleh Dinas Keamanan Ukraina mengungkapkan moral rendah pasukan Rusia di garis depan di Ukraina, dengan seorang tentara menyebut rekan-rekannya sebagai "orang yang bodoh".
“Brigade kami benar-benar kacau. Ada yang rugi, banyak yang luka-luka,” katanya kepada istrinya.
Ditanya apakah kerugian itu akibat ketidakmampuan seseorang: “Seluruh pasukan yang bersama kita adalah orang-orang bodoh.”
“Tidak jelas mengapa kami ada di sini,” katanya.
Rekaman lain yang dibagikan oleh Anton Gerashchenko, seorang penasihat Menteri Dalam Negeri Ukraina, merinci seorang pria yang berbicara dengan ibunya, menanyakan apa yang sedang ditampilkan di TV Rusia.
“Semuanya buruk, hampir tidak ada seorang pun di antara kita yang tersisa. Mereka mengatakan kami akan terus berjalan sampai akhir, sampai semua orang terbunuh,” katanya kepada ibunya.
Baca Juga: Dua Tentara Rusia Tertangkap di Kebun Binatang Menjadi Amukan Seorang Ayah yang Anaknya Terbunuh
Ditanya apakah perwira seniornya masih bersama unit tersebut, dia menjawab: “Tidak, dia mencampakkan kami kemarin. Kita semua mati di air jika dia pergi.”***