Sebanyak 152 Marinir Ukraina dan Pejuang Azov Tewas di Mariupol, Rusia Kirimkan Mayat ke Perwakilan Ukraina

31 Mei 2022, 19:20 WIB
Sebuah pemandangan menunjukkan pabrik baja Azovstal selama berlangsungnya konflik Ukraina-Rusia di kota pelabuhan selatan Mariupol, Ukraina 20 Mei 2022. /REUTERS/Alexander Ermochenko

ZONA PRIANGAN - Perjuangan Marinir Ukraina dan Batalyon Azoz di Kota Mariupol sudah berakhir. Kota itu kini dikuasai Rusia.

Setelah tentara Ukraina menyerah, pasukan Vladimir Putin langsung membersihkan pabrik baja Azovstal.

Selama pertempuran di Mariupol, pabrik baja Azovstal menjadi benteng terakhir Marinir Ukraina dan Batalyon Azoz.

Baca Juga: Amerika Serikat Takut Terhadap Rusia, Tidak Berani Menyediakan Sistem Roket Jarak Jauh untuk Ukraina

Namun setelah kehabisan amunisi dan pasokan makanan, tentara Ukraina tidak tahan lagi menghadapi gempuran prajurit Kremlin.

Pasukan Moskow kini menyisir bagian demi bagian pabrik baja Azovstal, termasuk bunker yang membentuk labirin.

Dikutip The Sun, hasil penyisiran tentara Rusia, ditemukan 152 jenazah tentara Ukraina di bawah pabrik baja Azovstal, Mariupol.

Baca Juga: Kemenangan Rusia Atas Ukraina Sudah di Depan Mata, Vladimir Putin Abaikan Korban Tewas Prajurit Kremlin

Kementerian Pertahanan (Kemenhan) Rusia mengatakan, pasukannya menemukan 152 mayat gerilyawan dan prajurit angkatan bersenjata Ukraina.

Kemenhan Rusia mengungkapkan, mayat-mayat itu disimpan di dalam unit pendingin dan "empat ranjau" ditemukan di bawah mayat.

"Pihak Rusia berencana untuk menyerahkan jasad gerilyawan Ukraina dan prajurit yang ditemukan di wilayah pabrik Azovstal kepada perwakilan di Ukraina," tambah kementerian itu.

Baca Juga: Tak Lama Setelah Volodymyr Zelensky Berkunjung, Hujan Roket Rusia Kembali Melanda Kota Kharkiv

Setelah Moskow menguasai Mariupol pada akhir April, kendali pemerintahan mengacu pada kebijakan Kremlin.

Kemenangan pasukan Rusia di Mariupol sangat penting artinya, karena kota itu cukup strategis untuk menghubungkan Krimea yang dicaplok dengan wilayah Donbass.***

Editor: Parama Ghaly

Sumber: The Sun

Tags

Terkini

Terpopuler