ZONA PRIANGAN - Pasukan Vladimir Putin menghadapi kendala koordinasi setelah tentara Ukrana meledakkan stasiun komunikasi di Vasilenkove, Kharkiv.
Serangan terhadap fasilitas vital pasukan Kremlin itu dilakukan oleh Brigade Mekanik ke-92 lewat tembakan artileri.
Alat komjunikasi yang hancur diidentifikasi sebagai satcom R-439-OD atau P-260-Os. Kehancuran itu akan menyulitkan koordinasi pasukan Moskow.
Angkatan Bersenjata Ukraina kemudian merilis video yang menunjukkan penghancuran stasiun komunikasi Rusia yang "modern dan berharga".
Rekaman video menunjukkan drone Ukraina mengunci target di pangkalan di Vasilenkove, Kharkiv sebelum meluncurkan serangan.
Stasiun, yang terletak di sebelah sebuah peternakan, mengalami dua ledakan besar sebelum asap mengepul ke udara.
Pakar militer Rob Lee mentweet tentang serangan itu: "Video dari SSO Ukraina dan Brigade Mekanik ke-92 menunjukkan serangan artileri dilaporkan pada kendaraan komunikasi R-439-OD atau P-260-O Rusia di Vasilenkove, Kharkiv Oblast."
Brigade mengklaim bahwa serangan terhadap stasiun komunikasi didasarkan pada "tipoff", lapor Express.
Hilangnya stasiun komunikasi dapat memicu kekacauan lebih lanjut bagi pasukan Rusia, yang sudah memberontak melawan Moskow dalam jumlah yang belum pernah terjadi sebelumnya.
Baca Juga: Pemerkosaan Terjadi di Desa Ruska Lozova Saat Pasukan Vladimir Putin Berkuasa di Pinggiran Kharkiv
Keputusan militer yang dilihat oleh The Wall Street Journal minggu ini mengungkapkan bahwa ratusan tentara Rusia telah lolos dari pertempuran di Ukraina atau menolak untuk ambil bagian.
Badan-badan intelijen Barat mengatakan ada bukti luas tentang kekacauan dan kepanikan di antara pasukan Rusia di Ukraina.
Pada bulan Mei, seorang pejabat senior pertahanan AS mengatakan kepada wartawan bahwa “perwira kelas menengah Rusia di berbagai tingkatan, bahkan hingga tingkat batalyon menolak untuk mematuhi perintah.
Juga minggu ini, sekelompok tentara separatis Rusia memberontak setelah komandan mereka meninggalkan mereka di garis depan "dalam kelaparan dan kedinginan".
Rekaman yang diposting di Telegram menunjukkan seluruh batalion, yang mengaku sebagai resimen senapan ke-113 Republik Rakyat Donetsk, di tengah pemberontakan.***