AS Kecam China Karena Mendukung Rusia di Ukraina

16 Juni 2022, 08:05 WIB
China telah menolak untuk mengutuk invasi Rusia terhadap Ukraina. /Reuters/

ZONA PRIANGAN - Amerika Serikat mengecam China karena telah mendukung Rusia untuk menginvasi Ukraina dan memperingatkan terhadap negara-negara yang berpihak pada Presiden Vladimir Putin di Ukraina akan menemukan diri mereka di "sisi sejarah yang salah".

Pernyataan AS muncull selang beberapa jam setelah Presiden Xi Jinping meyakinkan Putin tentang dukungan Beijing untuk kedaulatan dan keamanan Moskow selama panggilan telpon antara kedua pemimpin itu pada hari Rabu, 15 Juni 2022.

"China mengklaim netral, tetapi perilakunya menunjukkan bahwa mereka masih berinvestasi dalam hubungan dekatnya dengan Rusia," kata juru bicara Departemen Luar Negeri AS, dikutip ZonaPriangan.com dari AFP.

Baca Juga: 'Ikatan Cinta' Kamis 16 Juni 2022: Andin Selamat Ditolong Riza, Elsa Terdesak dan Terpaksa Menghabisi Ricky

China telah menolak untuk mengutuk Rusia yang menginvasi Ukraina dan telah dituduh memberikan perlindungan diplomatik untuk Rusia denga mengecam sanksi Barat dan penjualan senjata ke Kyiv. Juru bicara Departemen Luar Negeri AS mengatakan Washington "memantau aktivitas China dengan cermat".

"Tetapi dalam hal-hal penting lainnya, China telah membuat pilihan," tambahnya.

Lebih lanjut juru bicara Departemen Luar Negeri AS mengatakan bahwa lebih dari tiga bulan setelah invasi, China masih berdiri di samping Rusia.

Baca Juga: China Bakal Mengikuti Langkah yang Diambil Vladimir Putin, Keterlibatan AS Bisa Memicu Perang Dunia Ketiga

China masih menggemakan propaganda Rusia di seluruh dunia, masih melindungi Rusia dalam organisasi internasional dan menyangkal kekejaman Rusia di Ukraina.

"Negara-negara yang berpihak pada Vladimir Putin pasti akan menemukan diri mereka berada di sisi sejarah yang salah. Ini bukan saatnya untuk berdalih atau bersembunyi atau menunggu untuk melihat apa yang terjadi selanjutnya. Sudah jelas apa yang terjadi," pungkasnya.

Percakapan via telpon antara Xi dan Putin pada hari Rabu adalah panggilan kedua mereka sejak Rusia menginvasi Ukraina pada 24 Februari 2022 lalu.***

Editor: Didih Hudaya ZP

Sumber: AFP

Tags

Terkini

Terpopuler