ZONA PRIANGAN - Setelah melakukan invasi ke Ukraina, pasukan Vladimir Putin dianggap sebagai ancaman serius bagi NATO.
Rusia mulai mengusik negara Baltik (Lituania, Estonia, dan Latvia) yang dulu pernah diperintah Moskow dan sekarang menjadi anggota NATO.
Menghadapi ancaman tersebut, NATO menyiapkan 300.000 tentara untuk pertempuran melawan Rusia dan itu menjadi kekuatan terbesar sejak Perang Dingin.
Baca Juga: Tentara Ukraina Buktikan Masih Ada di Donbass, Hancurkan Konvoi Senjata Pasukan Rusia di Donetsk
NATO sebenarnya sudah bersiap menghadapi Rusia, setelah pasukan Kremlin meneyerang Ukraina. Kesiapana itu ditingkatkan dampak dari ketegangan di Baltik.
Sekjen NATO, Jens Stoltenberg di Brussels mengakui adanya perombakan pada pasukan NATO sebagai pencegahan dan pertahanan kolektif.
"Kami akan mengubah Pasukan Respons NATO dan meningkatkan jumlah pasukan kesiapan tinggi kami menjadi lebih dari 300.000," ungkapnya.
Jens menambahkan bahwa aliansi 30 anggota itu diharapkan menganggap Rusia sebagai "ancaman paling signifikan dan langsung terhadap keamanan kami".
Dikhawatirkan Putin dapat menyerang NATO, khususnya Latvia, Lituania, dan Estonia. Khususnya Lituania, Moskow bisa memanfaatkan Celah Suwalki yang menjadi titik lemah NATO.
Sekjen NATO juga mengkonfirmasi penguatan unit yang dikerahkan di delapan negara NATO timur dan tenggara untuk mencegah permusuhan Rusia.
Mereka akan bertambah besar dari 1.000 kelompok pertempuran yang kuat menjadi brigade, yang terdiri dari sekitar 3.000-5.000 tentara.
Para pemimpin juga akan membahas rencana untuk memperkuat sayap timur aliansi, menguraikan model kekuatan baru, mengumumkan keputusan pendanaan dan menerbitkan “Strategic Compact” yang menjabarkan strategi NATO untuk tahun-tahun mendatang.
Pasukan Respons NATO saat ini berjumlah sekitar 40.000 tentara, pelaut, dan personel udara.
Baca Juga: Rudal HIMARS Ukraina Meminta Korban Seorang Kolonel dan 40 Tentara Moskow, Pos Komando Rusia Meledak
Mereka disimpan pada berbagai tingkat kesiapan untuk dimobilisasi, mulai dari dua hari hingga enam bulan.
Itu terjadi setelah The Sun melaporkan bahwa NATO akan menciptakan 200.000 kekuatan baru yang kuat untuk "menghapus Rusia dari bumi" jika Putin menyerang negara sekutu.
Pasukan Reaksi Sekutu (ARF) yang baru akan menjadi enam kali lebih besar dari formasi saat ini yang siap untuk mengusir agresi Rusia, NATO Response Force (NRF).
Baca Juga: Penembak Jitu Ukraina Bernama Casper Mendapat Julukan Predator Telah Membuat Kehebohan di YouTube
Para pemimpin politik dan militer NATO telah berusaha menggunakan agresi Rusia untuk menggembleng aliansi.***