ZONA PRIANGAN - Keganasan senjata HIMARS yang digunakan tentara Ukraina membuat ciut nyali pasukan Vladimir Putin.
Senjata perang yang dipasok Amerika Serikat itu telah menghancurkan puluhan gudang amunisi pasukan Kremlin.
Takut akan diledakkan kembali, kini pasukan Moskow menyimpan sejumlah amunisi dan artileri berat di pembangkit listrik.
Mereka berharap para pejuang Kiev tidak berani meledakkan pembangkit listri karena menimbulkan risiko yang cukup besar.
Harus diakui, sebagian besar keberhasilan Ukraina dalam beberapa pekan terakhir telah dikaitkan dengan penggunaan HIMARS yang terampil.
Sistem roket artileri mobilitas tinggi itu, selain meledakkan gudang amunisi kini digunakan untuk menghantam tiga jembatan.
“Pasukan Ukraina telah berulang kali menunjukkan keterampilan mereka dalam mengoperasikan HIMARS dan M270, dan Howitzer 155mm, dan keterampilan itu sangat penting dalam pertarungan Donbass,” kata Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin.
Moscow Calling, seorang reporter militer Rusia, mengatakan kedatangan HIMARS adalah titik balik dalam perang dan memiliki efek “kolosal”.
Dia mengatakan sanksi akan mencegah Rusia mengisi kembali senjata pintar yang telah dikeluarkannya sejauh ini.
Baca Juga: Rusia Mengklaim Menghancurkan HIMARS di Malotaranovka, Gedung Putih Akan Kirim 580 Drone Bunuh Diri
Kekurangan personel dan moral yang rendah telah menghambat upaya Rusia, yang kini memfokuskan serangan di Donbass.
Juru bicara intelijen Ukraina Kyrylo Skibitskyi mengatakan kepada Radio Svoboda bahwa Rusia telah membentuk delapan batalyon sukarelawan yang masing-masing terdiri dari 500-600 tentara, dan berencana untuk membentuk delapan lagi pada akhir bulan.
Rusia memerintahkan 85 wilayahnya pada bulan Juni untuk meningkatkan satu batalion masing-masing, tulis Aljazeera.
Selain itu, Skibitskyi mengungkapkan, Rusia sedang mengumpulkan 10.000-15.000 korps di wilayah Nishny Novgorod.
Namun, katanya, orang Rusia yang akan menjalani wajib militer menolak tekanan untuk menandatangani kontrak yang bisa membuat mereka dikirim ke Ukraina.***