ZONA PRIANGAN - Unit artileri Angkatan Laut Ukraina menghancurkan kendaraan militer Rusia, diperkirakan 20 prajurit Kremlin tewas.
Serangan itu terjadi di wilayah Kherson, dimana pejuang Kiev berusaha mengurung pasukan Vladimir Putin.
Angkatan Laut Ukraina menyatakan, pihaknya menangkap 11 prajurit Moskow dan seorang perwira dalam pertempuran di Kherson.
Sebelumnya, tentara Ukraina membunuh puluhan prajurit Kremlin dalam upaya merebut kembali 50 kota di wilayah selatan, lapor Express.
Untuk mengisolasi pasukan Rusia, militer Ukraina telah meledakkan tiga jembatan di Sungai Dnipro. Hal itu membuat pasokan untuk prajurit Moskow di Kherson dari Krimea jadi terganggu.
Pertempuran Rusia-Ukraina kini terpusat di selatan dan timur, di mana Rusia dapat dengan mudah memasok serangannya.
Baca Juga: Komandan Tank Rusia Tewas di Ukraina, Keluarganya Justru Bahagia Bisa Mendapatkan Mobil Lada Baru
Di selatan, garis pertahanan telah dibuat antara kota Kherson dan Mykolaiv. Kekhawatiran meningkat bahwa pasukan Rusia berusaha mendorong ke barat menuju Odessa dan perbatasan Moldova.
Angkatan bersenjata Ukraina, yang dibantu oleh senjata Barat, sejauh ini mampu mencegah kemajuan di wilayah tersebut, dan telah menargetkan tempat pembuangan amunisi Rusia dalam beberapa pekan terakhir.
Pada akhir pekan, Yuri Sobolevsky, seorang pejabat regional Kherson, menulis di Telegram: “Tentara Ukraina mencurahkannya untuk melawan Rusia, dan ini baru permulaan.”
Pejabat Ukraina mengatakan dalam beberapa pekan terakhir bahwa Rusia berusaha untuk merotasi pasukan yang kelelahan karena bertempur di luar negeri.
Vladimir Putin kini berharap pada pensiunan dan rekrutan muda dengan sedikit atau tanpa pengalaman tempur.
Mereka juga mulai merancang penduduk setempat yang ditangkap di wilayah timur negara itu, yang menurut Ukraina dilakukan di luar keinginan mereka.
Kemarin, Vadym Skibitsky, Wakil Kepala intelijen militer Ukraina, mengatakan Rusia berusaha untuk memindahkan sejumlah besar pasukan dari timur ke selatan untuk melancarkan serangan balasan, setelah pertempuran di Donbass mengalami stagnasi.***