Penembak Jitu Rusia Beraksi di Severodonetsk, Tentara Inggris Tewas Terkena Terjangan Peluru di Kepala

17 November 2022, 13:01 WIB
Jordan Gatley ditembak di kepala oleh penembak jitu Rusia di atas tank saat menjadi sukarelawan untuk tentara Ukraina.* /Facebook /Express

ZONA PRIANGAN - Penembak jitu asal Rusia meminta korban tentara Legiun Asing asal Inggris yang mendukung Ukraina di perang Severodonetsk.

Korban diidentifikasi sebagai Jordan Gatley berusia 24 tahun mantan prajurit Angkatan Darat Inggris dari Sandbach di Cheshire.

Selama perang Rusia-Ukraina, Jordan Gatley melatih pejuang Kiev dalam menggunakan persenjataan anti-tank, lapor Express.

Baca Juga: Makin Runyam, NATO Simpulkan Rudal yang Meledak di Polandia Buatan Rusia tapi Ditembakkan dari Ukraina

Jordan Gatley menjadi incaran penembak jitu Kremlin, ketika dia bersama unitnya memeriksa sebuah gedung di Severodonetsk.

Ketika menuruni tangga gedung, Jordan Gatley berada di barisan paling depan. Dia tertembak peluru penembak jitu Moskow tepat di kepalanya.

Pengadilan mendengar bahwa sukarelawan yang bersamanya mampu menangkis serangan pasukan Vladimir Putin berkat bimbingan Jordan Gatley.

Baca Juga: Perang Makin Panas, NATO Siapkan Serangan Balasan ke Rusia Setelah Rudal Moskow Meledak di Polandia

Pemeriksaan kemarin di Pengadilan Koroner Oxford mendengar bukti mengenai kematian Gatley, bersama dengan warga Inggris lainnya, Scott Sibley.

Scott Sibley (36) dari Immingham di Lincolnshire, meninggal di Mykolaiv di Ukraina selatan pada 22 April setelah drone Rusia menjatuhkan mortir ke resimennya.

Kedua mantan prajurit itu adalah tentara Angkatan Darat Inggris yang berpengalaman. Gatley, dari Sandbach di Cheshire, melayani enam tahun dengan Batalyon Ketiga Senapan, sementara Sibley adalah seorang veteran Korps Logistik Kerajaan.

Baca Juga: Pasukan Vladimir Putin Kembali Menelan Kekalahan di Kota Svatove, 2.500 Tentara dari Resimen Lipetsk Tewas

Mereka ingin menggunakan keterampilan mereka untuk membantu orang-orang di Ukraina, dan secara terpisah bergabung dalam upaya perang di negara itu pada pertengahan Maret.

Darren Salter, koroner senior di Oxford, secara resmi memutuskan pada hari Selasa bahwa mereka berdua dibunuh saat bertugas aktif untuk Legiun Asing Ukraina.***

Editor: Parama Ghaly

Sumber: Express

Tags

Terkini

Terpopuler