Dokumen Rahasia Milik Partai Komunis Bocor ke Publik, Faktanya Mencengangkan!

- 8 Desember 2020, 12:01 WIB
ILUSTRASI dokumen rahasia.(
ILUSTRASI dokumen rahasia.( /PEXELS/

ZONA PRIANGAN - Partai Komunis yang berkuasa di Cina, selama ini memegang kendali informasi yang terjadi di Wuhan.

Selama ini kita ketahui, virus corona (Covid-19) pertama kali muncul di Wuhan, Cina kemudia menyebar ke seluruh dunia.

Namun, pemerintah Cina tidak terbuka bagaimana kasus yang terjadi di Wuhan. Bahkan Partai Komunis memerintahkan lembaga lokal di Wuhan untuk mengirimkan semua data hanya ke pemerintah pusat.

Baca Juga: Ibu-ibu, Ini Ada Lima Pertanyaan yang Mengungkap kalau Suami Suka Berbohong, Nomor 5 Paling Jitu

Demikian juga dengan pers dan jurnalis, dikontrol secara ketat, dan ancaman diblokir jika menyebarkan informasi sebenarnya.

Artikel ini sebelumnya sudah tayang di Pikiran-Rakyat.com dengan judul "Dokumen Rahasia Virus Corona Milik China Bocor ke Publik, Sebut Soal Fakta Jumlah Kasus".

Namun belakangan beredar informasi yang mengungkap fakta sebenarnya, dokumen yang sangat rahasia itu bocor ke publik.

Baca Juga: Kapal Tenggelam, Seorang Nelayan Selamat dari Ganasnya Ombak Laut Jawa Hanya Mengandalkan Styrofoam

Dalam dokumen yang bocor dari seorang sumber dalam sistem kesehatan Cina, data menunjukkan penyakit yang tidak dilaporkan sejak awal kemunculan wabah.

Isi dokumen tersebut mengungkapkan bagaimana otoritas kesehatan menandai dokumen sebagai berkas rahasia untuk menghentikan penyebab sebenarnya dari penyakit yang kinI mewabah tersebut.

Dalam dokumen dituliskan kasus Covid-19 yang terjadi di Cina dibagi menjadi 'dikonfirmasi', 'didiagnosis secara klinis' dan 'dicurigai'.

Baca Juga: Virus Covid-19 Mirip dengan Virus Flu Biasa, Hati-hati kalau Hidung Kehilangan Fungsi Penciuman

Maka dari itu , para ahli kesehatan sekarang mengklaim hampir tidak mungkin untuk menetapkan jumlah sebenarnya dari wabah virus corona.

Satu contoh, data menunjukkan angka resmi telah melaporkan 2.478 kasus pada 10 Februari 2020 lalu.

Faktanya, 5.918 kasus diidentifikasi pada hari itu, yang merupakan salah satu kebocoran paling signifikan yang berasal dari Cina.

Baca Juga: Covid-19 Bisa Dihindari, Coba Ikuti Beberapa Perilaku Nabi Muhammad SAW Ini

Seorang teksnisi laboratorium mengatakan bahwa menjadi sebuah 'isi yang mustahil' untuk mengkonfirmasi kasus baru virus corona di Wuhan.

Kemudian seorang staf di Pusat Pengendalian Penyakit Cina juga mengklaim praktik yang sangat tidak normal terjadi sehingga mereka yakin pengujian sedang diblokir.

Seorang dokter di Rumah Sakit Zhongnan memberikan peringatan atas terhalangnya data dan mengkritik kriteria bagaimana kasus dilaporkan.

Baca Juga: Saat Kolam Dikuras, Ikan Dewa di Cibulan Menghilang, Misteri Itu Belum Terpecahkan

Pejabat kesehatan di rumah sakit mengatakan kepada otoritas pemerintah tentang situasi yang memburuk pada bulan Januari.

Saat mengunjungi rumah sakit, para pejabat mengakui gejala yang mirip dengan wabah virus corona Sars pada tahun 2002 tetapi kemudian menetapkan standar pelaporan yang ketat.

"Sangat sedikit orang yang akan didiagnosis berdasarkan kriteria tersebut. Kepala rumah sakit kami memberi tahu mereka hal ini beberapa kali selama periode ini," ujar seorang dokter, yang dirilis oleh laman Express.

Baca Juga: Cerita Munjul Bangke dan Misteri Cikurubuk Sekitar Waduk Darma Kuningan

"Saya tahu rumah sakit lain juga melakukan hal yang sama," tuturnya menambahkan.

Cina merupakan negara pertama yang melaporkan kasus virus corona dan saat ini memiliki 86.619 kasus yang dikonfirmasi.

Namun, para pemimpin dunia mempertanyakan awal mula sebenarnya wabah virus di negara itu.

Baca Juga: Perjanjian Linggarjati, Belanda Ngotot Ingin Menguasai Bangunan Bekas Gubuk Janda Jasitem

Presiden AS Donald Trump telah memimpin seruan untuk penyelidikan independen terhadap virus tersebut dan mengklaim memiliki bukti yang diduga ditutup-tutupi, meskipun rinciannya tidak dirilis.

Minggu ini, pejabat Cina mengumumkan bahwa mereka akan mempercepat persetujuan vaksin virus corona buatan dalam negeri.

Cina memiliki lima vaksin yang saat ini diproduksi dan sedang diuji di negara-negara seperti Rusia, Meksiko, dan Mesir.

Baca Juga: Pedagang Bakso Keliling di Tepi Laut Merah Dekat Masjid Terapung Diserbu Jemaah Umrah Indonesia

Namun, para pejabat belum menyatakan bagaimana mereka akan memerankan vaksin untuk 1,4 miliar orang. Demikia juga dengan efeknya, belum dijelaskan.

Lebih dari satu juta petugas kesehatan dan orang lain yang dianggap berisiko tinggi telah menerima vaksin eksperimental untuk penggunaan darurat.***(Rahmi Nurfajriani/Pikiran-Rakyat.com)

Editor: Parama Ghaly

Sumber: Pikiran Rakyat Express


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x