Pesawat Pembom Xian H-6 China Mengudara, Kalimantan Bisa Jadi Sasaran Tembak dalam Sekejap

- 11 Januari 2021, 08:01 WIB
Fiery Cross Reef, pangkalan militer China yang dekat dengan Natuna.*
Fiery Cross Reef, pangkalan militer China yang dekat dengan Natuna.* /PLA Daily/

ZONA PRIANGAN - China terus melengkapi kekuatan militernya dalam upaya mewujudkan klaim Nine Dash Line.

Setelah membangun pangkalan militer di terumbu karang, kini China membuat pesawat pembom Xian H-6 guna memantau Laut Natuna Utara.

Xian H-6 sendiri mempunyai radius jelajah mencapai 1.800 - 6.000 km, siap mengusir negara penentang klaim Nine Dash Line, termasuk AS.

Baca Juga: China Tak Berani Bergerak, Militer Indonesia Siaga di Wilayah Laut Natuna Utara

Bahkan bermodalkan Xian H-16, Cina bakal dengan mudah menjelajah kawasan Asia Tenggara.

Keruan saja hal itu membuat khawatir negara tetangga, termasuk Indonesia, karena Pulau Natuna dan Kalimatan bisa jadi sasaran tembak Xian H-16.

Sebelum menghasilan Xian H-16, China awalnya memiliki pesawat pembom pada tahun 1950 meminta lisensi kepada Tupolev Uni Soviet untuk membuat turunan dari Tu-16 Badger.

Baca Juga: Erdogan Kecam 4 Negara Muslim Jalin Hubungan dengan Israel, Indonesia Target Berikutnya

Xi'an Aircraft Industrial Corporation, (XAC) kemudian ditunjuk pemerintah China untuk membuat Tu-16 versi mereka sendiri.

Sebagaimana diberitakan Zonajakarta.com sebelumnya dalam artikel "Bukan Hanya Jakarta, Pesawat Pembom Xian H-6 China Bisa Serang Seluruh Kalimantan, Sulawesi dan Riau".

Butuh 9 tahun bagi XAC untuk membuat dan meluncurkan Xian H-6 sebagai bomber nuklir kebanggan AU China.

Baca Juga: Selebgram Cantik Ini Bikin Lelucon tapi Aksinya Itu Mengantarkan Dirinya ke Penjara

Lebih sangarnya lagi, China membangun 120 unit H-6 dalam berbagai versi dan masih aktif operasional semua saat ini.

Dikutip dari PLA Daily, Dari ke-120 unit itu saat ini ada H-6K yang merupakan versi pengebom maritim bermarkas di Fiery Cross Reef yang hanya berjarak 700 km dari pulau Natuna, Indonesia.

H-6K dan H-6J merupakan versi modernisasi dari H-6 versi orisinil diimana dua versi itu lebih canggih dari sebelumnya.

Baca Juga: Hanya di Negara Ini Penduduknya Beragama Islam 100 Persen, Bukan Arab Saudi Loh!

Dilansir dari Flight Global, Sabtu 9 Januari 2021 seorang pengamat pertahanan, Greg Waldron, menuturkan jika H-6K dan H-6J sengaja dibuat sebagai inti dari serangan China di Pasifik.

"H-6K dan H-6J siap untuk menjadi tulang punggung kekuatan serangan China di Pasifik, mendukung kekuatan Beijing yang masih kuat," tulis Greg di Flight Global.

H-6K sendiri bisa diisi dengan rudal supersonik YJ-12 untuk melibas kapal perang hingga kapal induk US Navy.

Baca Juga: Kalahkan Amerika Serikat, Kini Cina Jadi Negara Terkuat di Dunia

"Lokasi strategis seperti Taiwan, yang diklaim Beijing sebagai provinsi yang memisahkan diri, ditambah Okinawa di Jepang, Korea Selatan semuanya berada dalam jangkauan radius tempur H-6K dan H-6J," tambah Greg.

Bahkan Asia Maritime Transparency membuat infografis mengejutkan dimana seluruh wilayah Asia Tenggara masuk dalam radius tempur H-6K.

"Radius tempur yang mencakup seluruh Asia Tenggara, termasuk titik penghubung maritim terpenting di dunia, Selat Malaka," kata Greg.

Baca Juga: Tiga Relawan Meninggal setelah Menerima Vaksin Covid-19, Dokter: Korban Tewas Tersambar Petir

Lebih berbahayanya lagi, ibu kota Indonesia, Jakarta, juga bisa dijangkau oleh H-6K yang mampu membawa Rudal Balistik Nuklir Dongfeng -21D atau rudal supersonic CJ-100 dengan radius tembak 1.500 km.

Bukan hanya Jakarta, seluruh penjuru pulau Natuna, Riau, Kalimantan, Sulawesi, sebagian Sumatera, Bangka Belitung dan Maluku rupanya juga masuk dalam jangkauan tempur H-6K.

Yang artinya jika perang meletus, H-6K mampu menyerang pulau-pulau Indonesia bagian selatan itu.

Baca Juga: Ditemukan Sinyal Pesawat Sriwijaya Air SJ 182, Para Penyelam Coba Cari Korban

H-6K dapat membawa Air Launched Ballistic Missile (ALBM) baru China yang berasal dari DF-21D ASBM.

"Bahkan US Navy battlegroups masuk dalam radius tempur H-6K dimana perlindungan udara berbasis kapal induk seperti Lockheed Martin F-35C belum mampu menangkalnya,” kata Malcolm Davis, analis senior, strategi dan kemampuan pertahanan di Institut Kebijakan Strategis Australia.

China belum puas hanya memiliki H-6, kedepannya mereka sedang membuat pembom nuklir siluman, Xian H-20 dengan kemampuan tak terdeteksi radar.*** (Beryl Santoso/zonajakarta.com)

Editor: Parama Ghaly

Sumber: Zona Jakarta


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x