Perhitungan Bloomberg Tunjukkan Pandemi Covid-19 Akan Berakhir 7 Tahun Mendatang

- 8 Februari 2021, 04:47 WIB
Ilustrasi Covid-19.
Ilustrasi Covid-19. /Pixabay/Raden Prakiyul Wahono Noto Susanto


ZONA PRIANGAN - Kapan pandemi akan berakhir? Itu adalah pertanyaan yang menggantung sejak Covid-19 menginfeksi dunia tahun lalu.

Jawabannya bisa diukur dengan vaksinasi. Dalam hal ini kalkulator vaksin Bloomberg menunjukkan pandemi bisa berakhir 7 tahun ke depan.

Itu juga dengan perhitungan kecepatan vaksinasi yang dilakukan saat ini tidak banyak halangan.

Baca Juga: Terungkap, Alien Tidak Mau Tinggal di Bumi Karena Takut dengan Rumput Hijau

Bloomberg telah membangun basis data suntikan Covid-19 terbesar yang diberikan di seluruh dunia, dengan lebih dari 119 juta dosis diberikan di seluruh dunia.

Pejabat AS yang mengurusi penanganan Covid-19 seperti Anthony Fauci telah menyarankan, dibutuhkan 70% hingga 85% cakupan populasi agar semuanya kembali normal.

Pelacak Vaksin Bloomberg menunjukkan bahwa beberapa negara membuat kemajuan yang jauh lebih cepat daripada yang lain, menggunakan cakupan 75% dengan vaksin dua dosis sebagai target.

Baca Juga: Perempuan Ini Sedih, Kulit di Ibu Jarinya Selalu Ditumbuhi Bulu Kemaluan

Israel, negara dengan tingkat vaksinasi tertinggi di dunia, akan berhasil menuju cakupan 75% hanya dalam dua bulan.

Sementara AS akan sampai di sana tepat pada waktunya untuk merayakan Tahun Baru 2022 .

Sejumlah negara bagian seperti North Dakota, diperkirakan bisa merampungkan vaksinasi enam bulan lebih cepat dari Texas.

Baca Juga: Gempa Disusul Peringatan Tsunami, Warga Sepanjang Pantai Panik Cari Tempat Aman

Dengan tingkat vaksinasi yang lebih cepat di negara-negara Barat (yang lebih kaya) ketimbang negara-negara lain di dunia, dibutuhkan waktu tujuh tahun bagi dunia dengan kecepatan saat ini.

Kalkulator Bloomberg memberikan gambaran singkat tentang waktu, yang dirancang untuk memperhitungkan tingkat vaksinasi saat ini.

Kalkulator tersebut menggunakan rata-rata bergulir vaksinasi terbaru, yang berarti bahwa ketika jumlah vaksinasi meningkat, waktu yang dibutuhkan untuk mencapai ambang 75% akan turun.

Baca Juga: Warga Bandung Khawatirkan Sesar Lembang, Padahal Ada 13 Gunung Berpotensi Timbulkan Gempa

Perhitungannya akan berubah-ubah, terutama pada hari-hari awal peluncuran, dan jumlahnya dapat terdistorsi oleh gangguan sementara.

Misalnya, di New York diundur menjadi 17 bulan minggu ini setelah badai salju musim dingin mencegah beberapa dari vaksinasi (sekarang mundur menjadi 13 bulan).

Begitu juga tingkat vaksinasi Kanada turun setengahnya dalam beberapa pekan terakhir menyusul laporan penundaan pengiriman vaksin.

Baca Juga: Empat Bulan Diganggu Suara Hantu, Seorang Warga Temukan Harta di Pintu Rahasia

Berdasarkan tingkat inokulasi terbaru di Kanada, dibutuhkan waktu lebih dari 10 tahun untuk mencapai cakupan 75%.

Namun, ini bisa lebih singkat. Pasalnya, Kanada memiliki kontrak untuk membeli lebih banyak dosis vaksin per orang ketimbang negara lain, dan tingkat vaksinasi diperkirakan akan meningkat.

Langkah tersebut kemungkinan akan semakin cepat karena lebih banyak vaksin tersedia.

Baca Juga: 11 Tentara Angkatan Darat Tumbang Setelah Minum Minyak Rem

Beberapa pusat produksi vaksin terbesar di dunia di India dan Meksiko baru saja dimulai.

Lebih dari 8,5 miliar dosis vaksin telah dikontrak oleh berbagai negara melalui lebih dari 100 perjanjian yang dilacak oleh Bloomberg.

Namun, hanya sepertiga negara yang telah memulai kampanye vaksinasi. mereka.

Baca Juga: Ingin Terkenal Lewat Video YouTube, Anak 11 Tahun Justru Tergilas Roda Kereta Api

Vaksinasi melindungi dari Covid-19 dalam beberapa minggu setelah mendapatkan suntikan.

Akan tetapi, jika hanya sedikit orang dalam komunitas yang divaksinasi, virus dapat terus menyebar tanpa terkendali.

Dengan semakin banyaknya orang yang mendapatkan vaksin, sekelompok orang mulai membangun pertahanan kolektif terhadap virus sehingga akan muncul herd immunity.****

Editor: Parama Ghaly

Sumber: Bloomberg


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah