ZONA PRIANGAN - Seperti diketahui, bahwa selama ini militer Myanmar sangat bergantung kepada China, yang disebut sebagai pemasok senjata terbesar di negara itu.
Untuk menghindari ketergantungan pada China, Myanmar juga disebut membeli peralatan persenjataan dari Rusia.
Dikutip dari Nikkei Asia, Panglima Militer Myanmar Jenderal Min Aung Hlaing yang juga berperan sebagai kepala junta disebut telah membina hubungan dengan Moskow selama satu dekade terakhir.
Jika junta militer Myanmar sangat tergantung suplai persenjataan dari pemerintah China, bisa dilihat contoh yang paling nyata ialah keberhasilan Angkatan Laut Myanmar memproduksi fregat Kyan Sittha Class.
Baca Juga: Indonesia Disebut Dukung Rencana Pemilu Baru di Myanmar, KBRI Diserbu Pengunjuk Rasa
Sebagaimana diberitakan zonajakarta.com sebelumnya dalam artikel: Supplier Utama Persenjataan Junta Militer, China Akan Intervensi Kudeta Myanmar
Fregat itu sendiri merupakan hasil kerjasama China-Myanmar yang pembuatannya bisa dibilang 80 persen Beijing punya.
Di lini angkatan daratnya pun demikian, dari Kavaleri hingga Artileri Medan senjata made in China mendominasi di sana.
Maka tak heran bila kudeta militer Myamnar memancing respon China karena dengan embargo senjata bisa dipastikan Min Aung Hlaing dan kawan-kawannya bakal lumpuh.