Penemuan Dua Kuburan Massal Bukti Kekejaman ISIS, 500 Wanita Dijadikan Budak Seks

- 14 Juni 2021, 22:02 WIB
Ilustrasi kelompok teroris ISIS.*
Ilustrasi kelompok teroris ISIS.* /Council on Foreign Relations/

Pembantaian penjara Badush adalah salah satu kejahatan terburuk yang dilakukan oleh kelompok teroris setelah menguasai sepertiga Irak pada tahun 2014.

ISIS memaksa 583 orang sebagian besar tahanan masuk ke truk, sebelum membawa mereka ke jurang dan menembakinya.

Baca Juga: Masyarakat Mesir Khawatir Kutukan Firaun, Kini Kematian Mulai Bermunculan

PBB menuduh kelompok ISIS melakukan genosida pada etnis-etnis tertentu yang tidak sepaham dengan mereka.

Najm al-Jubburi, Gubernur Provinsi Niniwe tempat pembantaian itu terjadi, mengatakan kepada AFP: "Ribuan keluarga sedang menunggu untuk mengetahui apa yang terjadi dengan kerabat mereka."

Di antara mereka yang menunggu, adalah Abbas Mohammed, yang putranya dipenjara di Badush tahun 2005.

Baca Juga: Mothman Muncul Selalu Diiringi Bencana, Mulai Jembatan Runtuh, Ledakan Chernobyl hingga Tragedi 11 September

"Setelah 17 tahun tidak tahu apakah anak saya masih hidup atau sudah mati, saya butuh jawaban," kata Abbas, yang dikutip Daily Star.

Dalam beberapa pekan terakhir, puluhan anggota keluarga korban telah memberikan sampel darah, yang akan dibandingkan dengan DNA jenazah.

Selain di Badush, kuburan massal juga ditemukan di daerah Hamam al-Alil, selatan Mosul, pada tahun 2016 yang tampaknya menyimpan setidaknya 25 jenazah.

Halaman:

Editor: Parama Ghaly

Sumber: Daily Star


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x