Network
ZONA PRIANGAN - Menurut analisis baru Korea Selatan, perusahaan milik negara Korea Utara hanya memiliki peran kecil dalam pembangunan ekonomi setelah Kelaparan Besar tahun 90-an, sementara pasar informal sangat penting untuk pemulihan.
Ekonom Kim Kyoo-chul mengatakan dalam sebuah laporan baru dari Institut Pengembangan Korea Seoul bahwa industri tenaga listrik, logam, dan kimia yang dikelola negara Korea Utara - titik fokus dari rencana lima tahun Kim Jong Un - memiliki dampak kecil dalam merehabilitasi ekonomi Utara, Yonhap melaporkan.
Penekanan Pyongyang saat ini pada industri berat, kebijakan "kemandirian" dan pengasingannya "sangat mungkin menyebabkan ekonomi Korea Utara tergelincir kembali ke dalam resesi," kata Kim dalam ulasannya.
Rencana lima tahun Kim Jong Un yang diumumkan pada Kongres Partai Kedelapan pada bulan Januari termasuk pedoman untuk ekspansi di hampir setiap sektor industri, termasuk tenaga nuklir, pertambangan batu bara, kereta api dan pariwisata.
Kim Kyoo-chul mengatakan dalam laporan KDI bahwa produk domestik bruto per kapita Korea Utara terus meningkat sejak berakhirnya kelaparan di akhir tahun 90-an sementara kekurangan gizi menurun, seperti dikutip ZonaPriangan dari UPI.com, 1 Juli 2021.
Kenaikan PDB per kapita di Utara sebagian besar dapat dikaitkan dengan pasar informal dan perdagangan dengan dunia luar, kata Kim.
Baca Juga: Dokter Mencatat, Ini Kasus Pertama Penis yang Patah secara Vertikal Saat Berhubungan Seks
Ekonom juga mengatakan bahwa sementara aktivitas pasar meningkat secara eksponensial pada tahun 2000-an, pemulihan industri milik negara "sebagian besar masih belum dikonfirmasi."
