Taliban Bantah Balas Dendam, PBB: Warga yang Bekerja pada NATO Jadi Target Incaran

- 20 Agustus 2021, 19:13 WIB
Pejuang Taliban melakukan patroli di sejumlah kawasan Kota Kabul.*
Pejuang Taliban melakukan patroli di sejumlah kawasan Kota Kabul.* /Reuters /Stringer

ZONA PRIANGAN - Taliban telah membantah tuduhan mencari target dari rumah ke rumah dan melarang para pejuangnya memasuki rumah-rumah pribadi.

Taliban pun mengeluarkan pernyataan perempuan dan jurnalis tidak perlu takut di bawah aturan baru mereka.

Rob McBride dari Al Jazeera, melaporkan dari Kabul, Taliban memang berjanji tidak ada tindakan balas dendam.

Baca Juga: Taliban Belum Sepenuhnya Kuasai Afghanistan, Pasukan Massoud Lakukan Perlawanan di Lembah Panjshir

Namun, Taliban tidak bisa memberi jaminan jika para pejuangnya di lapangan, terutama di beberapa provinsi melakukan tindakan di luar batas.

“Taliban telah mengatakan bahwa mereka tidak tertarik pada pembalasan. Tapi di tingkat lokal, ada kasus orang yang menjadi sasaran. Ada pembalasan. Orang-orang telah terbunuh,” katanya.

Taliban masih punya pekerjaan besar untuk mengatasi pembalasan antar-individu, antar-keluarga atau kelompok etnis.

Baca Juga: Pendapatan Terbesar Afghanistan Ternyata dari Budidaya Opium Poppy untuk Obat Heroin

Sementara laporan PBB, menyebutkan sudah terjadi patroli Taliban dengan sasaran dari rumah ke rumah untuk mencari lawan mereka.

Intelijen untuk PBB melaporkan, masyarakat Afghanistan masih dihinggapi ketakutan dan kecemasan.

Hal itu menyusul, Taliban melakukan kunjungan dari pintu ke pintu yang ditargetkan kepada orang-orang yang bekerja dengan pasukan AS dan NATO.

Baca Juga: Taliban Sempat Siksa dan Tembak Wanita Ini, Ajaib Masih Hidup walau Matanya Jadi Buta

Laporan itu terdapat dalam dokumen rahasia oleh konsultan penilaian ancaman PBB yang dilihat oleh kantor berita AFP.

Laporan itu, yang ditulis oleh Pusat Analisis Global Norwegia, mengatakan para pejuang kelompok itu juga menyaring orang-orang dalam perjalanan ke bandara Kabul.

"Taliban menargetkan keluarga yang menolak untuk menyerahkan diri, dan menuntut serta menghukum keluarga mereka sesuai hukum syariah," kata Christian Nellemann, direktur eksekutif kelompok itu, kepada AFP.***

Editor: Parama Ghaly

Sumber: Aljazeera


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah