"Kami beroperasi di lingkungan yang tidak bersahabat di kota dan negara yang sekarang dikendalikan oleh Taliban dengan kemungkinan serangan ISIS-K yang sangat nyata. Kami mengambil setiap tindakan pencegahan tetapi ini sangat berisiko," kata Blinken.
"Seperti yang dikatakan presiden kemarin, kami berada di jalur untuk menyelesaikan misi kami pada 31 Agustus asalkan Taliban terus bekerja sama dan tidak ada gangguan terhadap upaya ini," imbuhnya.
Baca Juga: Data CDC Terbaru Menunjukkan, Perlindungan Vaksin Covid-19 Dapat Memudar Seiring Waktu
Presiden Joe Biden pada hari Selasa mengatakan dia tidak memiliki rencana untuk memperpanjang batas waktu 31 Agustus untuk evakuasi, meskipun ada tekanan dari sesama negara Kelompok Tujuh dan anggota parlemen AS.
"Pagi ini @potus harus memberi tahu Taliban bahwa kami akan berada di #Afghanistan sampai semua orang yang kami & sekutu kami rencanakan untuk dievakuasi dicatat & keluar dari negara itu," Sen. Marco Rubio, R-Fla., mentweet Rabu.
"Jika mereka bekerja sama, itu harus cepat dan teratur. Jika mereka menghalangi, mereka akan dibunuh."
Baca Juga: Kylian Mbappe Kebelet Ingin Bergabung dengan Real Madrid, PSG Tidak Akan Menghentikannya
Sekretaris pers Gedung Putih Jen Psaki mengatakan kepada wartawan bahwa pejabat militer memberi Biden rencana darurat jika ada kebutuhan pasukan untuk tetap berada di luar batas waktu.
"Ini adalah masalah yang sangat serius dan diskusi terjadi secara internal," katanya.
Juga pada hari Rabu, Bank Dunia mengumumkan telah mengakhiri dukungan keuangan ke Afghanistan atas kekhawatiran tentang bagaimana pemerintahan baru Taliban dan sejarah penindasannya terhadap hak-hak perempuan.***