Ahli AIIMS Tentang Nipah: Memakan Buah Jatuh Tanpa Dicuci Berbahaya

- 9 September 2021, 09:00 WIB
Memakan buah jatuh tanpa dicuci berbahaya.
Memakan buah jatuh tanpa dicuci berbahaya. /Pixabay.com/Hadi Djuhartono

ZONA PRIANGAN - Kerala menjadi negara bagian di India pertama yang mencatat kematian pertama virus Nipah lewat kematian seorang anak berusia 12 tahun di distrik Kozhikode, para ahli menekankan pentingnya untuk memastikan sumber penularan virus, yang sangat menular setelah berpindah dari hewan ke manusia.

Virus Nipah memiliki tingkat penularan tinggi, tingkat morbiditas dan mortalitas-nya pun telah diamati oleh para ahli AIIMS.

Menurut dr Ashutosh Biswas, seorang Profesor dari Departemen Kedokteran di All India Institute of Medical Sciences (AIIMS) mengatakan bahwa kelelawar buah adalah pembawa virus.

Baca Juga: Masih Banyak yang Gunakan SKM dengan Diseduh, Inilah Cara Penggunaan yang Benar Susu Kental Manis

“Kelelawar buah adalah pembawa virus, dan mereka adalah penyebab utama penularan. Kelelawar buah hidup di wilayah geografis tertentu. Jika mereka terbang ke tempat lain, tentu saja virus ini dapat ditularkan. Kami tidak memiliki pengobatan khusus untuk itu,” kata dr Ashutosh Biswas, dikutip ZonaPriangan.com dari NDTV, Selasa 7 September 2021.

“Jadi, kita harus memahami bahwa ini adalah penyakit yang sangat serius dan berhubungan dengan morbiditas dan mortalitas yang tinggi,” tambahnya.

Lebih lanjut dr Biswas menyampaikan bahwa Nipah merupakan penyakit zoonosis dan hewan pembawanya terutama kelelawar buah.

Baca Juga: 'Ikatan Cinta' Kamis 9 September 2021: Pengemudi Ojol Dilenyapkan, Bu Rosa Mengendus Aib Mendiang Suaminya

“Dulu kita lihat dan amati di India, kelelawar buah juga bisa menularkan ke hewan peliharaan kita seperti babi, kambing, kucing, kuda, dan lain-lain. Jadi, penularan virus ini dari hewan ke manusia sangat cepat. berbahaya, dan itulah yang kami sebut limpahan," katanya.

Biswas menyoroti tentang pentingnya mendeteksi sumber virus Nipah sebagai salah satu upaya untuk menghambat penyebaran virus.

"Begitu virus ini masuk ke peredaran manusia, virus ini mulai menular dari manusia ke manusia dan penularannya sangat cepat sehingga dapat menyebar," ujarnya.

Baca Juga: Video Unik, Anjing yang Cemas Merasa Terhibur Ketika Wajahnya Dijilati Kucing

"Oleh karena itu, penting untuk mengidentifikasi sumbernya di awal. Seperti yang ditunjukkan, sebagian besar waktu, kami menemukan bahwa penularannya dari kelelawar buah," jelasnya.

Ia pun menambahkan bahwa godaan memakan buah yang jatuh, terutama tanpa mencucinya, adalah langkah awal dari mana limpahan dari hewan ke manusia dimulai.

"Memakan buah yang jatuh setengah dimakan, itu juga tanpa mencucinya, adalah kebiasaan yang sangat berbahaya," kata Biswas.

Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), infeksi virus Nipah disebabkan oleh kelelawar buah dan berpotensi fatal bagi manusia serta hewan. Selain penyakit pernapasan, virus ini juga dapat menyebabkan demam, nyeri otot, sakit kepala, demam, pusing, dan mual.

Baca Juga: Ingin Berat Badan Turun, Bakar Semua Lemak Tubuh dengan Rutin Latihan Intens Ini

“Sebelumnya ada dua wabah virus Nipah, sekali di Kerala, sekali di Benggala Barat. Selama wabah terakhir, sekitar 90 persen orang yang terinfeksi meninggal. Kemudian pada 2019, kami hanya memiliki 1 kasus virus, dan Sekarang tahun 2021 kita mendapatkan kasus lain yang sangat fatal. Jadi, penting untuk dipahami mengapa itu terjadi," tambahnya.

Dia menambahkan bahwa masalahnya adalah masalah global dan beberapa negara lain di dekat India, seperti Bangladesh, telah berulang kali mengalami wabah virus.

Pada 5 September, pemerintah India membawa tim medis ke distrik Kozhikode di Kerala ketika negara bagian melaporkan kematian pertama akibat virus Nipah.

Baca Juga: TikTok Telah Melampaui YouTube Dalam Hal Waktu Tonton Rata-Rata Per Pengguna di AS dan Inggris

Tim juga mengunjungi rumah anak laki-laki yang meninggal karena virus dan mengambil sampel buah rambutan dari sekitarnya untuk mengidentifikasi sumber infeksi.***

Editor: Yudhi Prasetiyo

Sumber: NDTV


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah