Michael Wong dari University of California, Berkeley, memimpin analisis dan memuji Teleskop Luar Angkasa Hubble atas data yang mengarah pada pengamatan.
"Ini adalah sesuatu yang hanya bisa dilakukan Hubble. Umur panjang Hubble dan pengamatan berkelanjutan memungkinkan pengungkapan ini," katanya.
Baca Juga: Google Maps Secara Misterius Mengaburkan Foto Pulau Nuklir di Samudera Pasifik
Para ilmuwan tidak memiliki pesawat pemburu badai di Jupiter. Itu sebabnya mereka tidak dapat terus mengukur angin di planet ini.
"Hubble adalah satu-satunya teleskop yang memiliki jenis cakupan temporal dan resolusi spasial yang dapat menangkap angin Jupiter secara detail," kata Simon.
Dia menambahkan,"Dengan Hubble, kami memiliki presisi yang kami butuhkan untuk melihat tren".
Baca Juga: Tim Penjelajah Gua Masuk ke 'Sumur Neraka' Al-Mahra dan Menemukan Suasana Mengerikan di Dalamnya
Wong menganalisis data Hubble dengan menggunakan perangkat lunak yang melacak ribuan vektor angin setiap kali Hubble mengamati Jupiter.
"Saya juga menjalankan serangkaian uji statistik untuk mengonfirmasi apakah dibenarkan menyebut ini sebagai peningkatan kecepatan angin. Memang benar," tambahnya.
Pada 2017, peneliti juga menemukan perubahan mendadak pada kecepatan angin badai saat terjadi badai besar di dekat lokasi. Pengamatan terbaru lainnya tentang Bintik Merah Besar termasuk perubahan ukurannya. Pengamatan lebih dari satu abad menunjukkan bahwa itu telah menjadi lebih melingkar daripada oval.***