Network
ZONA PRIANGAN - Saat ini China tengah berjuang untuk mengatasi wabah corona terburuk sejak awal munculnya wabah di Wuhan pada 2019. China melakukan pendekatan tanpa toleransi terhadap corona, bahkan ketika varian Delta terus menembus pertahanannya yang tangguh.
Para pejabat menerapkan langkah-langkah yang semakin agresif, mulai dari pembatasan perjalanan internal dan 'lockdown' cepat hingga pengujian massal bagi jutaan warganya, dalam upaya untuk mengendalikan virus.
Namun, lebih banyak negara bagian yang tengah bergulat dengan wabah dari kapan pun sejak patogen mematikan itu pertama kali muncul di Wuhan pada 2019. Ratusan infeksi menular lokal telah ditemukan di sekitar dua pertiga provinsinya.
Baca Juga: 'Ikatan Cinta' Selasa 9 November 2021: Angga dan Aldebaran Murka, Irvan Tak Bisa Lagi Bersandiwara
Yang terakhir dari penangguhan Covid Zero, China semakin terisolasi dan pembatasannya yang tidak terduga mulai mengganggu ekonomi terbesar kedua di dunia itu.
"Perkiraan pribadi saya adalah China tidak akan dibuka kembali untuk satu tahun lagi," kata Chen Zhengming, seorang profesor epidemiologi di Universitas Oxford, dikutip ZonaPriangan.com dari NDTV, Senin 8 November 2021.
"Tingkat vaksinasi China sangat tinggi, tetapi sebagian besar divaksinasi dengan suntikan yang tidak aktif, yang kurang efektif daripada inokulasi mRNA. Tanpa cakupan booster yang memadai dan perubahan signifikan dalam wabah di tempat lain," tambahnya.
Baca Juga: Si Janda Putih Samantha Lewthwaite Diduga Masih Hidup dan Berperang di Yaman dengan Para Jihadis
