Kelompok hak asasi dan pengamat lainnya telah menyuarakan keprihatinan bahwa pemilihan akan bebas dan adil.
Kelompok bersenjata dan tentara bayaran tetap hadir di seluruh negeri dan Khalifa Hifter, pemimpin Tentara Nasional Libya, diperkirakan akan secara resmi mengumumkan pencalonannya sebagai presiden.
Terlepas dari kekhawatiran tersebut, masyarakat internasional telah mendorong agar pemilihan berlangsung sesuai rencana, dengan peringatan Perserikatan Bangsa-Bangsa bahwa siapa pun yang mencoba menghalangi atau memalsukan hasil pemilihan akan menghadapi sanksi.***