China Telah Mengunci Lebih dari 300 Intelektual Uyghur di Kamp Penahanan

- 11 Desember 2021, 14:02 WIB
China telah mengunci lebih dari 300 intelektual Uyghur di kamp penahanan.
China telah mengunci lebih dari 300 intelektual Uyghur di kamp penahanan. / Reuters

ZONA PRIANGAN - Rezim China telah menahan ratusan Uyghur dan elit intelektual dan budayawan Muslim Turki lainnya di jaringan kamp-kamp penahanannya yang luas di wilayah barat laut China, Xinjiang.

Sebuah laporan berjudul "The Disappearance of Uyghur Intellectual and Cultural Elites: A New Form of Eliticide" yang diterbitkan pada 8 Desember oleh Proyek Hak Asasi Manusia Uyghur, sebuah kelompok advokasi hak asasi manusia yang berbasis di Washington DC, menemukan setidaknya 312 elit intelektual dan budayawan, saat ini ditahan dalam beberapa bentuk penahanan di wilayah tersebut. Ini termasuk sarjana, profesor, penyair, musisi, dokter dan penulis.

Secara total, diperkirakan lebih dari 1 juta orang Uyghur dan etnis minoritas lainnya ditahan di kamp-kamp interniran di China.

Baca Juga: Pengadilan Independen: China Melakukan Genosida terhadap Muslim Uyghur dan Etnis Minoritas Lainnya

UHRP menyusun database dari 312 elit yang ditahan atau dipenjara yang diyakini kelompok tersebut, saat ini ditahan dalam beberapa bentuk penahanan di luar hukum setelah menghilang antara 2016 dan 2021.

“Penganiayaan pemerintah China terhadap Uyghur dan elit intelektual dan budayawan Muslim Turki lainnya merupakan komponen penting dari kampanye genosida China di Turkistan Timur [Xinjiang],” kata laporan itu, dikutip ZonaPriangan.com dari Newsweek.

UHRP menganalisis data yang dikumpulkan oleh anggota diaspora Uyghur untuk mendokumentasikan elit intelektual dan budayawan Uyghur, Kazakh, dan Kirgistan yang diduga ditahan atau dipenjarakan pada akhir 2021.

Baca Juga: 'Ikatan Cinta' Sabtu 11 Desember 2021: Al Tegas dan Telak Membuat Irvan Tersentak Tak Bisa Bersandiwara Lagi

Laporan UHRP menyoroti tiga elit Uyghur yang dianiaya, semuanya ditahan atau dihilangkan pada 2017.

Halaman:

Editor: Didih Hudaya ZP

Sumber: Newsweek


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x