ZONA PRIANGAN - Puluhan personel pasukan elit Inggris (SAS) telah tiba di Kiev untuk melatih tentara Ukraina.
Saluran TV Inggris Sky News melaporkan, pasukan elit Inggris diberangkatkan bersama senjata anti-tank dari London ke Kiev.
Puluhan personel pasukan elit tersebut merupakan anggota Resimen Ranger, yang dibentuk akhir tahun lalu.
Mereka sebagai bagian dari Brigade Operasi Khusus yang baru, mendarat di Kiev minggu ini bersama 2.000 unit peluncur rudal anti-tank.
Inggris memberikan dukungan berupa senjata untuk Ukraina setelah melihat ketegangan di perbatasan Rusia makin meningkat.
Moskow dituduh mengerahkan 100.000 tentara ke perbatasan, dengan beberapa media Barat dan pejabat menyebut serangan militer sudah dekat. Kremlin telah berulang kali membantah rencana untuk menyerang Ukraina.
Dengan meningkatnya kekhawatiran perang, militer Ukraina telah melihat pasukan dari Inggris, Polandia, AS, dan Kanada tiba di Kiev untuk memberi dukungan.
Senjata yang diduga dikirim oleh London adalah MBT NLAW, sistem rudal anti-tank fire-and-forget yang diproduksi oleh Inggris dan Swedia.
Pengiriman itu datang tak lama setelah Menteri Pertahanan Inggris Ben Wallace mengatakan kepada Parlemen bahwa Inggris akan memberikan paket bantuan keamanan baru ke Ukraina.
Baca Juga: Nick Jonas dan Priyanka Chopra Sampaikan Kabar Gembira, Mereka Menyambut Bayi Pertama
“Biar saya perjelas: dukungan ini untuk kemampuan senjata jarak pendek dan jelas defensif," kata Ben Wallace dikutip rt.com.
"Itu bukan senjata strategis dan tidak menimbulkan ancaman bagi Rusia,” Ben Wallace menjelaskan.
"Mereka akan digunakan untuk membela diri, dan personel Inggris yang memberikan pelatihan tahap awal akan kembali ke Inggris setelah menyelesaikannya,” tuturnya.
Baca Juga: Masjid Lumpur Muncul Kembali di Irak Setelah Terkubur Tahun 679 Masehi
Pada hari Kamis, saat dalam perjalanan kerja ke Australia, Menteri Luar Negeri Inggris Liz Truss memperingatkan Rusia bahwa setiap invasi ke Ukraina akan menyebabkan rawa yang mengerikan dan hilangnya nyawa.
Dia meminta Presiden Rusia Vladimir Putin untuk berhenti dan mundur dari Ukraina. sebelum dia membuat kesalahan strategis yang besar.
Moskow telah berulang kali membantah rencana untuk menyerang Ukraina. Bulan lalu, dengan ketegangan yang meningkat, Kementerian Luar Negeri Rusia mengirim proposal ke AS dan NATO untuk perjanjian dengan jaminan keamanan.
Baca Juga: Rumah Misterius di Sisi Tebing Tegak Lurus Pegunungan Dolomite, Siapa dan Bagaimana Membangunnya?
Negosiasi, yang diadakan pada 10 dan 12 Januari, tidak berhasil menemukan syarat untuk kesepakatan.***