Sekarang, ketika pasukan Rusia melanjutkan invasi mereka lebih dalam ke jantung Ukraina dan meluncurkan serangan udara yang lebih intens di daerah perkotaan, warga Suriah mengingat kengerian dari serangan yang diatur oleh militer yang sama.
“Ada bom dan darah di mana-mana, Anda tidur dan terbangun oleh suara jet tempur terbang di atas kepala Anda dan kemudian suara serangan udara,” ujar Ahmad al-Khatib kepada Al Jazeera.
Baca Juga: Saat Terjadi Perang Rusia-Ukraina, Cewek Cantik Ini Jadi Pusat Perhatian, Dapat Julukan 'Gadis Bond'
“Rumah-rumah bergetar, anak-anak menangis dan kami semua menunggu kematian,” tutur Ahmad al-Khatib.
Berbicara dari apartemennya di Turki tempat dia pindah pada tahun 2017, al-Khatib mengatakan meskipun dia awalnya terkejut dengan serangan Rusia, dia tidak terlalu terkejut dengan apa yang dia lihat.
“Kami telah memberi tahu dunia berulang kali bahwa [Presiden Vladimir] Putin melakukan kejahatan di Suriah, dan Putin mampu melakukan lebih dari apa yang terjadi sekarang,” dia memperingatkan.
Selama bertahun-tahun, Rusia telah menggunakan perang di Suriah sebagai tempat pelatihan militer yang efektif.
Dengan mendukung Presiden Suriah Bashar al-Assad, yang telah berdiri teguh dengan Kremlin pada invasi ke Ukraina, Putin telah menguji kapasitas militernya di Suriah serta tanggapan Barat.
Beberapa orang khawatir nasib serupa bisa menimpa Ukraina ketika serangan udara Rusia meningkat dan penduduk di kota-kota besar, termasuk ibu kota, Kiev dan Kharkiv, dengan panik melarikan diri.***