Pertempuran Brutal di Aleppo Seperti Diputar Ulang di Ukraina, Kematian Bisa Terjadi Setiap Saat

- 5 Maret 2022, 18:09 WIB
Rekaman kamera pengintai menunjukkan pembangkit listrik tenaga nuklir Zaporizhzhia selama penembakan di Enerhodar.*
Rekaman kamera pengintai menunjukkan pembangkit listrik tenaga nuklir Zaporizhzhia selama penembakan di Enerhodar.* /Zaporizhzhya NPP /via Reuters

ZONA PRIANGAN - Warga Suriah kini khawatir, penderitaan yang mereka alami akibat serangan Rusia, akan dirasakan juga oleh warga Ukraina.

Mereka yang pernah tinggal di Aleppo, Suriah masih ingat betul bagaimana brutalnya serangan pasukan Rusia.

Sekarang mereka melihat hal yang serupa terjadi di Ukraina. Beberapa kota hancur akibat ledakan bom dan rudal Rusia.

Baca Juga: Kekayaan Vladimir Putin Mengalahkan Elon Musk dan Jeff Bezos, Toilet di Rumahnya Terbuat dari Emas Murni

"Apa yang kami alami beberapa tahun lalu seperti diputar ulang dengan bingkai Ukraina," kata seorang warga Aleppo, Ahmad al-Khatib kepada Aljazeera.

Ahmad al-Khatib menggambarkan perang di Aleppo sebagai pertempuran paling brutal dalam sejarah.

Tentara Rusia mendukung pasukan pro-pemerintah merebut kembali kota Aleppo dari pemberontak pada 2016.

Baca Juga: Veteran Pasukan SAS Inggris yang Ahli Penggunaan Rudal Stinger Akan Menghadapi Tentara Rusia di Garis Depan

Serangan berdarah itu dimungkinkan oleh serangkaian pemboman udara berat Rusia, termasuk menargetkan fasilitas non-kombatan, seperti rumah sakit.

Sekarang, ketika pasukan Rusia melanjutkan invasi mereka lebih dalam ke jantung Ukraina dan meluncurkan serangan udara yang lebih intens di daerah perkotaan, warga Suriah mengingat kengerian dari serangan yang diatur oleh militer yang sama.

“Ada bom dan darah di mana-mana, Anda tidur dan terbangun oleh suara jet tempur terbang di atas kepala Anda dan kemudian suara serangan udara,” ujar Ahmad al-Khatib kepada Al Jazeera.

Baca Juga: Saat Terjadi Perang Rusia-Ukraina, Cewek Cantik Ini Jadi Pusat Perhatian, Dapat Julukan 'Gadis Bond'

“Rumah-rumah bergetar, anak-anak menangis dan kami semua menunggu kematian,” tutur Ahmad al-Khatib.

Berbicara dari apartemennya di Turki tempat dia pindah pada tahun 2017, al-Khatib mengatakan meskipun dia awalnya terkejut dengan serangan Rusia, dia tidak terlalu terkejut dengan apa yang dia lihat.

“Kami telah memberi tahu dunia berulang kali bahwa [Presiden Vladimir] Putin melakukan kejahatan di Suriah, dan Putin mampu melakukan lebih dari apa yang terjadi sekarang,” dia memperingatkan.

Baca Juga: Tentara Rusia Memegang Granat Ancam Meledakkan Kota Konotop, Warga Tidak Takut Justru Mendorong Punggungnya

Selama bertahun-tahun, Rusia telah menggunakan perang di Suriah sebagai tempat pelatihan militer yang efektif.

Dengan mendukung Presiden Suriah Bashar al-Assad, yang telah berdiri teguh dengan Kremlin pada invasi ke Ukraina, Putin telah menguji kapasitas militernya di Suriah serta tanggapan Barat.

Beberapa orang khawatir nasib serupa bisa menimpa Ukraina ketika serangan udara Rusia meningkat dan penduduk di kota-kota besar, termasuk ibu kota, Kiev dan Kharkiv, dengan panik melarikan diri.***

Editor: Parama Ghaly

Sumber: Aljazeera


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah