Tetapi Rusia menyalahkan Ukraina yang gagal mengevakuasi rakyatnya sebelum serangan terjadi.
Mariupol telah dikepung dan dibombardir lebih dari dua minggu dan dikelilingi pasukan Rusia.
Situasi di kota pelabuhan strategis tersebut kini dalam keadaan “putus asa”, di mana sipil hampir putus asa mencoba melarikan diri.
Mereka bersembunyi tanpa air atau penghangat, dan habisnya makanan, menurut eksekutif puncak Dokter Tanpa Perbatasan (Medecins Sans Frontieres, atau MSF).
Menteri Luar Negeri Ukraina Dmytro Kuleba mencuit pada Jumat: “Pengepungan Mariupol kini menjadi bencana kemanusiaan yang terburuk di planet ini. Sebanyak 1.582 sipil tewas dalam 12 hari.”
Baca Juga: Pilot Ukraina Dijuluki Ghost of Kyiv dan Menyandang Status Ace Setelah Menembak 10 Jet Rusia
Tiga orang, termasuk anak-anak, terbunuh ketika rumah sakit anak-anak di kota ini diserang, yang memicu kemarahan internasional.
“Untuk mencegah kejadian tersebut berulang, sebuah upaya baru dibuat untuk membuka koridor kemanusiaan yang memungkinkan para sipil dievakuasi menuju Zaporizhzhia, sekitar 200 km ke arah timur laut,” kata Deputi Perdana Menteri Ukraina Iryna Vereshchuk.
Warga Ukraina mengklaim bahwa militer Rusia telah menghalangi rute evakuasi, dan mencegah orang-orang untuk dievakuasi.***