Sementara tuduhan yang lebih serius tentang "kebocoran informasi militer yang menyebabkan hilangnya nyawa" juga ditimpakan kepada Jenderal Roman Gavrilov.
Surat kabar Rusia Pravda melaporkan bahwa Putin mengerahkan pasukan khusus Rosgvardia [Layanan Pasukan Pengawal Nasional Federal Rusia] ke dalam perang melawan Ukraina, dan mencantumkan sejumlah korban yang telah diderita unit tersebut.
Baca Juga: Tank Baja Rusia Lincah Lakukan Manuver hingga Tentara Ukraina Butuh 5 Roket untuk Menghancurkannya
Perkiraan jumlah korban total Rusia sangat bervariasi. Menurut sumber resmi Kremlin, hanya 498 prajurit Rusia yang tewas dalam invasi ke Ukraina.
Sementara perkiraan AS menempatkan angka tersebut mendekati 7.000 – lebih banyak dari jumlah tentara Amerika yang tewas selama 20 tahun di Irak dan Afghanistan jika digabungkan.
Dikutip The Sun, pihak Ukraina mengklaim telah membunuh 13.500 tentara Rusia yang menyerang di wilayah tersebut.
Baca Juga: Pasukan Baret Biru Rusia Sangat Ditakuti, Memiliki Kekuatan Intimidasi untuk Menghancurkan Ukraina
Sergey Beseda, kepala cabang intelijen asing FSB, juga telah ditangkap bersama Anatoly Bolyukh, wakilnya, menurut The Times.
Sementara tuduhan resmi terkait dengan pelanggaran keuangan, alasan sebenarnya kemungkinan besar adalah kemarahan Putin karena menerima apa yang disebutnya “informasi yang tidak dapat diandalkan, tidak lengkap, dan sebagian salah tentang situasi politik di Ukraina”.
Pejabat Pentagon mengatakan bahwa Putin "marah dan frustrasi" atas kurangnya kemajuan pasukannya dan mungkin bersedia menyebabkan "lebih banyak lagi kekerasan dan kehancuran" dalam upaya memaksa Presiden Zelenskyy untuk menyerah.***