Kvitko mengatakan kepada Radio Svoboda: "Gadis-gadis berusia 14, 15, 16 sering diperkosa. Setelah perang, akan ada banyak remaja hamil di Ukraina".
Korban sebagian besar remaja, tapi ada juga ibu-ibu muda, bahkan tercatat ada seorang nenek-nenek.
Hotline ombudswoman diduga menerima laporan 101 kasus kejahatan seksual di wilayah Ukraina yang baru-baru ini dibebaskan dari agresor Rusia, dalam angka yang diberikan pada 25 April.
Ombudswoman Lyudmila Denisova mengatakan kepada Radio Svoboda bahwa sejauh ini 12 kasus kehamilan paksa telah dilaporkan tetapi dia yakin ada lebih banyak lagi yang tidak dilaporkan.
Oleksandra Matviychuk, ketua Civil Liberties Center, mentweet pada 13 April: "Wanita Ukraina yang diperkosa oleh Rusia dan pergi ke Polandia tidak dapat melakukan aborsi di sana."
"Di bawah hukum Polandia, sebenarnya aborsi diperbolehkan dalam kasus pemerkosaan," tuturnya yang dikutip Mirror.
Dia menambahkan: "Kami berbicara dengan rekan-rekan kami di Polandia."
"Mereka akan melakukan kampanye informasi sehingga korban kekerasan seksual tahu kepada siapa mereka bisa melamar dan bagaimana mereka bisa meninggalkan Polandia jika perlu," ucapnya.***