ZONA PRIANGAN - Pasukan Vladimir Putin akhirnya menyerbu kompleks pabrik baja Azovstal tempat berlindung Marinir Ukraina dan Batalyon Azov di Kota Mariupol.
Pasukan Rusia menembakan rudal termobarik ke situs Azovstal dan menciptakan 'neraka' bagi tentara dan warga yang terkepung di bunker.
Tentara Ukraina tampaknya lebih memilih bertahan ketimbang melakukan serangan balik ketika terjadi sejumlah ledakan.
Dari tayangan video, pabrik baja Azovstal menerima serangan udara dan pemboman oleh tank dan senjata angkatan laut Rusia.
Tidak ada perlawanan yang diberikan Marinir Ukraina dan Batalyon Azov, sehingga beberapa tank baja Rusia masuk ke komplek tersebut.
Dalam klip yang dirilis oleh Republik Rakyat Donetsk, ledakan bola api terlihat beriak di situs tersebut saat gumpalan asap hitam tebal memenuhi udara.
Dengan pasukan Rusia yang terus menyerbu pabrik, membuat komunikasi dengan para pembela Ukraina terputus, lapor The Sun.
Sedikitnya 30 anak masih terjebak di dalam pabrik bersama dengan ratusan warga sipil dan ribuan pembela fanatik dari marinir Ukraina dan Batalyon Azov.
Wali Kota Mariupol, Vadym Boichenko mengatakan Rusia menggempur pabrik dengan serangan udara, senjata angkatan laut dan artileri berat berbasis darat.
Boichenko berkata: “Orang-orang masih sekarat. Hari ini tidak ada koneksi untuk memahami apa yang terjadi, apakah mereka aman atau tidak."
Pabrik baja adalah bagian terakhir dari Mariupol yang masih berada di bawah kendali Ukraina ketika para pembela dengan panik mencoba menghentikan pasukan Moskow.
Tetapi Rusia membantah laporan bahwa mereka mencoba menyerbu benteng, dengan juru bicara Kremlin Dmitry Peskov menggambarkan serangan dahsyat itu sebagai upaya untuk menghentikan para pembela agar tidak bergerak ke posisi menembak.
Baca Juga: PNS Cantik Dipecat Gara-gara Pamerkan Foto Telanjang, Kini Dia Mendukung Invasi Rusia ke Ukraina
Dia bersikeras Presiden Putin telah memerintahkan pasukan untuk tidak menyerang dengan berjalan kaki.
"Sudah ada perintah umum dari panglima tertinggi untuk membatalkan penyerbuan, tidak ada penyerbuan," katanya.***