ZONA PRIANGAN - Saat Presiden Vladimir Putin menggunakan pidato Hari Kemenangan sebagai bentuk pembenaran atas keputusannya untuk menginvasi Ukraina, salah seorang warga Ukraina Kateryna Grigoriyevna yang bertahan dari jangkauan peluru Rusia di stasiun kereta bawah tanah yang dia sebut rumah selama 10 minggu, mengutuk bos Kremlin itu.
"Saya menandai hari ini dengan es krim ini," kata pensiunan manajer bank berusia 79 tahun itu, dengan senyum nakal di wajahnya, dikutip ZonaPriangan.com dari Reuters.
Ukraina, seperti halnya Rusia, memperingati kekalahan Nazi Jerman pada tahun 1945 pada 9 Mei dan menghormati 27 juta warga negara bekas Uni Soviet, termasuk 8 juta warga Ukraina, yang tewas dalam Perang Dunia Kedua.
Baca Juga: Putin Menyalahkan Barat dan NATO Soal Perang di Ukraina dalam Pidato Hari Kemenangan
"Kami membenci Putin," kata Grigoriyevna, sambil melirik ke sekitar peron stasiun Oleksiyevska Kharkiv yang luas, di mana sekitar 200 orang berkumpul di tenda dan di kasur tipis di atas palet kayu.
"Saya akan membunuhnya sendiri jika saya bisa," tambahnya.
Pasukan Rusia yang berjuang untuk merebut kota terbesar kedua di Ukraina itu dengan menggempurnya selama berminggu-minggu lewat serangan rudal dan artileri, membuat banyak penduduk menjauhi arena pertempuran dan yang lainnya masuk ke sistem kereta bawah tanah yang tidak berfungsi, yang sengaja dibangun untuk berlindung dari serangan nuklir.
“Saya tidak berpikir ini bisa terjadi pada kita,” kata Vira Mychailivna, seorang korban Perang Dunia II berusia 90 tahun, membenamkan pipinya yang berlinang air mata di telapak tangannya saat dia duduk di kasur.