ZONA PRIANGAN - Produsen AC di India berharap angka penjualannya meningkat pada tahun ini setelah gelombang panas melanda sebagian besar negara bagian di India. Namun harapan mereka terkendala dengan pasokan komponen dari China yang saat ini masih berkutat dengan masalah pandemi COVID-19.
Suhu bulan ini di New Delhi, India telah menembus 49 derajat Celcius, penjualan akan mencapai 8,5-9 juta unit pada tahun ini, naik dari rekor 2019 sebelumnya sebesar 6,5 juta, kata kepala Asosiasi Produsen Elektronik dan Peralatan Konsumen (CEAMA).
"Pasar sangat bagus karena tahun ini, kami mendapat panas di paruh kedua Maret daripada April," kata Presiden CEAMA Eric Braganza, mantan kepala Haier Appliances China di India, mengatakan pada hari Selasa, dikutip ZonaPriangan.com dari Reuters.
Permintaan listrik juga mencapai rekor tertinggi karena India mencatat pada bulan Maret mencapai suhu terpanasnya dalam lebih dari satu abad dan pada suhu pada bulan April yang luar biasa panas.
"Karena masalah (terkait COVID-19) di China, butuh waktu lebih lama untuk mencapai pasokan," kata Braganza.
"Akibatnya, dengan lonjakan permintaan, kami melihat bahwa kondisioner hemat energi adalah yang kekurangan pasokan," tambahnya.
Braganza, yang anggota asosiasinya termasuk Voltas Ltd, Whirlpool of India Ltd dan Havells India Ltd, mengatakan pengiriman suku cadang dari China memakan waktu hingga 60-90 hari, naik dari biasanya hanya 45 hari.