Pasukan Rusia Gencar Lakukan Penembakan dan Serangan Udara untuk Merebut Kota Penting di Dekat Severodonetsk

- 21 Juni 2022, 07:45 WIB
Seorang tentara Rusia berjaga-jaga di depan ladang gandum dekat Melitopol di wilayah Zaporizhia, Ukraina, Selasa.
Seorang tentara Rusia berjaga-jaga di depan ladang gandum dekat Melitopol di wilayah Zaporizhia, Ukraina, Selasa. /UPI/Sergei Ilnitsky/EPA-EFE

Setelah pasukan Ukraina memaksa pasukan Rusia dari kota terbesar kedua di Kharkiv bulan lalu, Moskow mengintensifkan serangan di kota itu Senin dengan penembakan di pinggirannya. Para pejabat mengatakan Kremlin tidak berusaha melakukan serangan darat untuk menerobos garis pertahanan Ukraina.

Kementerian Pertahanan Inggris mengatakan pada hari Senin bahwa Rusia telah gagal untuk mendapatkan superioritas udara penuh dan telah "beroperasi dengan gaya menghindari risiko, jarang menembus jauh di belakang garis Ukraina." Dikatakan kegagalan itu telah menambah lambatnya kemajuan pasukan daratnya.

Baca Juga: Pasukan Rusia Krisis Amunisi, dalam Dua Minggu Tentara Ukraina Meledakkan 6 Gudang Senjata Moskow

“Dalam konflik hingga saat ini, angkatan udara Rusia berkinerja buruk,” kata kementerian itu dalam sebuah tweet.
“Kegagalannya untuk secara konsisten mengirimkan kekuatan udara kemungkinan merupakan salah satu faktor terpenting di balik keberhasilan kampanye Rusia yang sangat terbatas.”

Sementara itu, kepala kebijakan luar negeri Uni Eropa Josep Borrell mengatakan Senin blokade Kremlin terhadap ekspor gandum Ukraina adalah "kejahatan perang yang nyata."

Borrell menolak klaim Presiden Rusia Vladimir Putin bahwa sanksi Barat terhadap Moskow adalah penyebab krisis pangan global.

Baca Juga: Ukraina Telah Mengerahkan Howitzer Baru AS M-777 di Garis Depan

"Orang tidak dapat membayangkan bahwa jutaan ton gandum tetap diblokir di Ukraina sementara di seluruh dunia orang-orang menderita kelaparan," kata Borrell kepada para menteri luar negeri Uni Eropa dalam sebuah pertemuan, menurut Radio Free Europe/Radio Liberty. "Ini adalah kejahatan perang yang nyata."

Sejak Februari, ketika invasi Rusia dimulai, pengiriman biji-bijian Ukraina terhenti, meninggalkan lebih dari 20 juta ton biji-bijian terperangkap dalam silo di sana.***

Halaman:

Editor: Didih Hudaya ZP

Sumber: UPI.com


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah