ZONA PRIANGAN - Rusia ternyata memiliki 28.500 pasukan kereta api. Unik dan mengejutkan namun NATO menyebut militer Rusia terbelakang.
Faktanya, pasukan Vladimir Putin mengandalkan kereka api untuk mengangkut amunisi yang akan digunakan dalam perang di Ukraina.
Sistem tradisional kemudian sangat terlihat ketika pasukan Kremlin menaikkan dan menurunkan senjata perang di kereta api menggunakan tangan.
Tak heran ketika tentara Ukraina menghancurkan depot amunisi pasukan Moskow, maka kiriman senjata baru harus menunggu datangnya kereta api.
Fatalnya, saat jembatan atau rel jalur kereta api dihancurkan oleh Ukraina, di situlah 28.500 pasukan kereta api Rusia berjuang keras untuk memperbaikinya.
Komentator politik Thomas Theiner telah menggunakan Twitter untuk menyebut keberhasilan pasukan Vladimir Putin sangat lambat karena pasokan senjatanya mengandalkan jalur kereta api.
Theiner mengatakan: “Depot logistik Rusia selalu dekat dengan kereta api karena militer Rusia kekurangan unit logistik, terutama unit transportasi."
“Ini diperparah oleh militer Rusia yang korup dan terbelakang secara teknologi, bahkan menghindari hal-hal seperti forklift atau crane.”
Theiner kemudian melanjutkan untuk membahas betapa primitifnya rantai pasokan logistik di Rusia sebenarnya.
Baca Juga: Ini Alasan Vladimir Putin Membenci Volodymyr Zelensky, Ada Bukti Foto Mengerikan di Kota Kislovodsk
Dia melanjutkan: “Jadi persediaan dan amunisi Rusia dimuat dengan tangan ke kereta api, diangkut ke depan, diturunkan di sana dengan tangan, dimuat ke truk dengan tangan, dan kemudian dibawa ke unit garis depan, di mana diturunkan lagi dengan tangan."
“Ini memakan waktu. Tidak ada tentara lain yang begitu terbelakang seperti pasukan Kremlin,” tambahnya.
Theiner melanjutkan dengan mengatakan Rusia sangat bergantung pada sistem kereta api untuk mengirimkan amunisi dan pasokan ke garis depan.
Baca Juga: Tiga Brigade Ukraina Lakukan Pengepungan Terhadap Konvoi Senjata Rusia, Ini yang Terjadi di Kharkiv
Strategi pengangkutan senjata itu sangat terbacara oleh Ukraina. Pejuang Kiev pun akhirnya dengan mudah menggagalkan pasokan senjata Rusia.***