ZONA PRIANGAN - Kepala intelijen militer Belarus, Mayor Jenderal Ruslan Kosygin melihat gelagat Amerika Serikat mengajak perang langsung melawan Rusia dan Belarus.
Ruslan Kosygin menegaskan, pihaknya tidak mendukung skenario perang, tapi kalau itu menjadi kenyataan, Belarus sudah sangat siap.
Menurut Ruslan Kosygin, Amerika Serikat (AS) berupaya menyakiti Rusia dan Belarus tapi selalu gagal. Itu terjadi saat terjadi perang proksi di Ukraina.
"AS ingin melepaskan konflik berdarah baru di Eropa dengan menargetkan Rusia dan sekutunya," ujar Ruslan Kosygin yang dikutip rt.com.
Ruslan Kosygin punya keyakinan, AS membuat rencana untuk perang langsung melawan Rusia dan sekutunya Belarus.
Klaim itu didukung dengan manuver AS yang mengubah wilayah Polandia dan negara-negara Baltik menjadi tempat pementasan.
Baca Juga: Ini Alasan Vladimir Putin Membenci Volodymyr Zelensky, Ada Bukti Foto Mengerikan di Kota Kislovodsk
Ruslan mengutip pasukan pelatihan NATO untuk penyebaran cepat di Eropa Timur dan pengembangan sistem rudal anti-balistik di kawasan itu sebagai bukti manuver AS.
Bukti lebih lanjut, ucap Ruslan, adalah upaya berbahaya oleh beberapa politisi Polandia untuk memulai kembalinya apa yang disebut wilayah historis Polandia di Ukraina barat dan Belarus.
Jenderal tersebut mengatakan bahwa lembaganya percaya bahwa negara-negara Barat sedang mempersiapkan serangan terhadap Belarus dan Rusia dengan kedok untuk menghalangi Rusia meluncurkan invasi.
Baca Juga: Drone Leleka Milik Ukraina Masuk Wilayah Rusia, Temukan Rahasia Vladimir Putin yang Mengerikan
Sebenarnya, langkah itu merupakan cara NATO membenarkan pembangunan militernya di Eropa Timur.
Dia mengatakan eskalasi menjadi semakin mungkin karena Barat menyadari bahwa metode tradisional agresi hibrida terhadap Rusia dan Belarusia tidak membuahkan hasil yang diinginkannya.
"Konfrontasi langsung dengan Polandia dan negara-negara Baltik, jika dimulai, akan mirip dengan permusuhan di Ukraina dalam hal asal-usul utama," kata Kosygin.
Ukraina “sengaja dipompa dengan senjata sejak 2014. Itu dilatih untuk bertarung, dan bertarung terutama melawan Rusia,” tambahnya.
“Sayangnya, sentimen anti-Rusia yang serupa, dan akhir-akhir ini anti-Belarus telah disuntikkan dengan cara yang sama ke dalam pikiran orang-orang Polandia dan negara-negara Baltik,” pungkasnya.***