ZONA PRIANGAN - Begitu menerima pasokan senjata dari NATO, tentara Ukraina melakukan serangkaian serangan yang mematikan.
Selain membuktikan Luhansk belum jatuh ke Rusia dengan meledakkan 15 tank bebek duduk, tentara Ukraina juga menggempur Donetsk dengan menghancurkan 8 depot amunisi.
Serangan tentara Ukraina berubah total dengan menggunakan Sistem Roket Artileri Mobilitas Tinggi AS (HIMARS), howitzer jarak jauh Caesar Prancis dan howitzer self-propelled Panzerhaubitze 2000 Jerman.
Senjata-senjata itu mampu menembak target militer Moskow secara presisi. Itu pula yang membuat pasukan Vladimir Putin jadi khawatir.
Senjata baru telah memungkinkan komandan Ukraina untuk menyerang jalur pasokan Rusia dan pangkalan militer di belakang dengan akurasi dan efektivitas yang lebih besar.
Secara khusus depot amunisi artileri Rusia telah menjadi sasaran, karena tentara Ukraina mencoba mengganggu kemampuan Kremlin untuk melancarkan pemboman brutal di kota-kota dan desa-desa.
Dan komando tinggi Ukraina sekarang tampaknya telah mencetak sukses besar melawan tentara Vladimir Putin.
Menurut laporan, sebanyak delapan depot amunisi Rusia diledakkan oleh unit artileri Ukraina di wilayah Donbass dan provinsi Kherson.
Ukraina World, akun milik Internews, mentweet: "Selama 8 Juli, angkatan bersenjata Ukraina menghancurkan 5 depot amunisi penghuninya (Shakhtarsk, Nova Kakhovka, Snizhne, Debaltseve, dan Donetsk).
"Dua lagi - di Hartsyz'k dan Avdiivka - dipukul pada malam hari. Sekarang, itu kecepatannya!"
Michael MacKay, yang menggambarkan dirinya sebagai veteran demokrasi Ukraina dan masyarakat sipil, juga mencatat serangan di Luhansk.
Dikutip Express, dia menulis: "Pembela Ukraina menghancurkan gudang berisi amunisi di dekat Kadiivka di wilayah Luhansk yang diduduki Rusia."
Baca Juga: Ini Alasan Pasukan Khusus Rusia Spetsnaz Menolak Perintah Menjalankan Misi di Severodonetsk, Donbass
Rusia telah mampu mengeksploitasi keunggulan luar biasa mereka dalam artileri berat untuk menambah keuntungan di wilayah timur Ukraina.
Kota-kota telah diratakan dengan tanah setelah menjadi sasaran serangan roket dan rudal yang intens dan tak henti-hentinya.***