Perang Rusia-Ukraina Memasuki Bulan ke-5, Pasukan Vladimir Putin Menggempur Zaporizhzhia dan Kostiantynivka

- 14 Juli 2022, 13:16 WIB
Sebuah gedung sekolah rusak akibat serangan militer Rusia di Kota Kostiantynivka, Ukraina, 13 Juli 2022.*
Sebuah gedung sekolah rusak akibat serangan militer Rusia di Kota Kostiantynivka, Ukraina, 13 Juli 2022.* /Reuters /Gleb Garanich

ZONA PRIANGAN - Perang Rusia-Ukraina yang sudah memasuki bulan ke-5, bukannya mereda justru makin sengit dan menyebar di sejumlah kota.

Pasukan Vladimir Putin tidak mau tinggal diam dalam menanggapi serangan besar-besaran yang dilakukan pejuang Kiev.

Ketika rudal-rudal Ukraina menghantam Kota Nova Kakhovka, prajurit Kremlin membalas dengan mengirim rudal ke Zaporizhzhia.

Baca Juga: Serangan Brutal Tentara Ukraina Berlanjut ke Wilayah Rusia, Warga Belgorod Tidak Bisa Tidur Nyenyak

Serangan terbaru pasukan Moskow ke kota selatan Ukraina itu, sedikitnya menewaskan 14 warga, kata pejabat setempat yang dikutip Aljazeera.

Rudal Rusia menghantam sebuah pabrik pada hari Rabu, menyebabkan kebakaran, kata Gubernur Zaporizhzhia, Oleksandr Starukh.

Oleksandr Starukh kemudian memposting foto yang menunjukkan puing-puing. Dia mengatakan jumlah pasti korban masih diklarifikasi.

Baca Juga: Kebakaran Melanda Pangkalan Udara Melitopol, 5 Helikopter dan 10 Jet Tempur Rusia Tidak Bisa Beroperasi

Kantor berita UNIAN mengatakan manajemen pabrik telah mengevakuasi staf ke tempat perlindungan bom, yang katanya mungkin telah menyelamatkan nyawa mereka.

Selain menyerang Kota Zaporizhzhia, militer Rusia menghancurkan sebuah sekolah Ukraina di wilayah Donbass, kantor berita Reuters melaporkan.

Tidak ada korban yang dilaporkan dalam insiden di Kota Kostiantynivka, di wilayah Donetsk.

Baca Juga: Ukraina Tiba-tiba Membela Chechnya Sebagai Negara Islam, Sebelumnya Hanya Pemerintah Taliban

“Kami belajar jarak jauh tetapi berharap perang akan segera berakhir dan kami akan kembali ke sekolah. Sekarang, tidak ada yang bisa kembali,” kata Daria, siswa berusia 15 tahun kepada Reuters.

Siswa lain, Nastia yang berusia 11 tahun berkata: “Biarkan perang ini segera berakhir dan biarkan semuanya seperti sebelumnya. Seperti sebelumnya, ketika kami semua bermain bersama. Sekarang mereka menguliti kita. Sulit untuk mempercayai apa yang terjadi."***

Editor: Parama Ghaly

Sumber: Aljazeera


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x