ZONA PRIANGAN - Pasukan Vladimir Putin mengatur strategi menghemat serangan karena dilanda krisis senjata, di samping menjalani jeda istirahat.
Namun, di saat prajurit Kremlin istirahat, serangan tentara Ukraina justru semakin gencar dengan menggunakan HIMARS.
Senjata yang dipasok dari Amerika Serikat itu, digunakan tentara Ukraina untuk menghancurkan gudang senjata Rusia.
Mau tidak mau pasukan Moskow harus memerpkuat pertahanan, terutama di sejumlah kota yang hendak direbut kembali pejuang Kiev.
Kecenderungan pasukaan Rusia akan memperkuat pertahanan terlihat dari video yang memperlihat konvoi kendaraan militer yang mengangkut kotak pil beton bertulang.
Tentara Vladimir Putin terlihat bergerak dalam kotak pertahanan beton bertulang - yang dilihat sebagai bukti bahwa Rusia "kehabisan kekuatan untuk menyerang".
Sebuah gambar menunjukkan kolom truk militer yang mengirimkan blokade siap pakai dari Rusia ke daerah-daerah yang diserbu tentara Ukraina.
Langkah itu dilakukan ketika pasukan Putin melakukan "jeda operasional" sementara juga menderita kerugian besar dalam beberapa hari terakhir di wilayah Kherson yang diduduki.
Wartawan pro-Ukraina Ivan Yakovina memposting di Facebook gambar "kotak pil beton bertulang siap pakai yang dibawa ke Ukraina dari Rusia."
Dia mengatakan ini berarti bahwa Putin telah kehabisan kekuatan untuk menyerang.
Yakovina melanjutkan: "Dia akan menggali. Saya yakin Moskow akan segera meneriakkan perdamaian dan keinginan untuk 'menghentikan perang mengerikan yang dimulai Barat'."
“Pada saat yang sama, Ukraina akan dituduh gila haus darah dan agresi yang tidak masuk akal," ujar Yakovina yang dikutip Express.
“Saya dapat secara langsung mendengar teriakan para propagandis TV dan melihat artikel-artikel pendukung Putin di Barat: 'Saatnya memaksa Zelensky untuk memulai negosiasi', 'Rusia hanya menginginkan perdamaian', 'Kiev bersikeras untuk melanjutkan pembantaian yang tidak masuk akal' dan semuanya barang itu."
Dia mengatakan untuk mencegah hal ini NATO harus segera meningkatkan volume pasokan senjata ke Ukraina.***