ZONA PRIANGAN - Presiden Rusia Vladimir Putin akan melakukan perjalanan ke Iran, seperti yang diprediksi intelijen Amerika Serikat.
Vladimir Putin menemui Pemimpin Iran, Ayatollah Ali al-Khamenei dan itu menjadi perjalanan penting untuk membahas berbagai masalah.
Namun, perjalanan Vladimir Putin sudah tercium untuk transaksi jual beli drone yang ditawarkan oleh Iran.
Baca Juga: Kapal NATO KV Bergen Cegat Kapal Perang Rusia Laksamana Gorshkov, Memicu Kekhawatiran Perang Global
Penasihat keamanan nasional Gedung Putih Jake Sullivan mengatakan, intelijen AS mengindikasikan Iran ingin menjual beberapa ratus drone ke Rusia.
Itu sejalan dengan kehancuran peralatan tempur Rusia selama perang melawan Ukraina. Moskow dipastikan butuh drone baru.
Penawaran drone Iran termasuk yang mampu melakukan serangan senjata untuk digunakan dalam perang melawan Ukraina.
Pasukan Kremlin akan segera melakukan latihan mengoperasikan drone buatan Iran, sehingga saat perang sudah terbiasa.
“Kontak dengan Khamenei sangat penting,” Yuri Ushakov, penasihat kebijakan luar negeri Putin, mengatakan kepada wartawan di Moskow.
“Dialog saling percaya telah berkembang di antara mereka tentang isu-isu terpenting dalam agenda bilateral dan internasional,” ujar Yuri Ushakov.
“Pada sebagian besar masalah, posisi kami dekat atau identik,” tambah Ushakov.
Perjalanan Putin hanyalah perjalanan kedua yang diketahui membawanya ke luar Rusia sejak ia melancarkan invasi ke Ukraina pada 24 Februari.
Ia mengunjungi bekas republik Soviet di Tajikistan dan Turkmenistan akhir bulan lalu, meskipun perjalanan besar terakhirnya ke luar negeri terjadi beberapa hari sebelum serangan Ukraina, ketika ia menghadiri Olimpiade Musim Dingin di Cina.
Perjalanan pemimpin Rusia ke Timur Tengah mengikuti perjalanan empat hari Presiden Biden melalui Israel, Tepi Barat dan Arab Saudi pekan lalu—di mana ia meyakinkan para pemimpin Israel bahwa Washington tidak akan mengizinkan Teheran mengembangkan bom nuklir.
Gedung Putih saat ini berusaha membujuk Iran untuk bergabung kembali dengan kesepakatan nuklir 2015 yang tidak aktif yang juga ditengahi oleh lima negara lain – termasuk Rusia.
Negosiasi tidak langsung terbaru di Qatar bubar akhir bulan lalu setelah dua hari tanpa tanda-tanda kemajuan.
Baca Juga: Mengejutkan, Rusia Akhirnya Menyerah
Pembicaraan sebelumnya diadakan off-and-on di Wina telah berhenti sejak Maret, lapor nypost.
Untuk sementara, Iran telah mematikan kamera pengintai yang ditempatkan di fasilitas nuklir oleh inspektur internasional dan sekarang memiliki cukup uranium yang diperkaya tinggi untuk berpotensi menjadi setidaknya satu bom nuklir jika mau.***