Spekulasi bahwa Ukraina mungkin berada di balik serangan menggunakan rudal jarak jauh telah berputar-putar.
Analis militer yang berbasis di Kiev @jimmysecuk mengatakan: "Jika Ukraina memiliki senjata yang dapat menjangkau dan menyentuh target Rusia dalam jarak 300 km dari garis depan saat ini maka pasukan Kremlin dalam bahaya."
Dia menambahkan: "Sejumlah besar wilayah yang sebelumnya dianggap aman - bahkan dari HIMARS/M270 - sekarang tidak aman lagi. Dan mereka akan dipaksa untuk bereaksi."
"Jadi untuk para kutu buku senjata, sebagai kepentingan umum, kami jelas ingin tahu persis apa yang mereka gunakan," ujarnya yang dikutip Express.
"Dari perspektif Rusia, yang terpenting adalah kemampuan ini ada. Dan itu akan membuat mereka sangat gugup," paparnya.
Penasihat Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky, Mykhailo Podolyak, membantah bertanggung jawab ketika ditanya oleh saluran televisi online Dozhd apakah Kiev berada di balik serangan itu.
Dia menegaskan: "Tentu saja tidak. Apa yang harus kita lakukan dengan ini?"
Namun penyangkalan ini bertentangan dengan seorang pejabat Ukraina yang pada hari Selasa mengatakan kepada New York Times bahwa serangan itu dilakukan dengan "perangkat khusus buatan Ukraina".***